Sudah satu bulan Sandy tinggal bersama keluarga Suhantara dan sudah satu bulan juga kasus Tika berjalan dengan perlahan dan kasusnya menghadapi babak baru dimana hari ini sidang putusan akan segera dimulai.
Dengan Handika sebagai saksi serta korban dari awal kasus hingga kasus nya merembet kemana-mana namun syukurnya semuanya hampir menemukan titik terang lagipula Jonathan tak sudi jika melepaskan Tika begitu saja.
Jonathan sekeluarga tengah bersiap untuk ke tempat yang akan diadakan sidang putusan bersama keluarga kecilnya yang turut ikut terutama Handika yang akan memberikan kesaksian sejelas-jelasnya.
Sidang tersebut akan dihadiri Jeffrey sekeluarga, Yudis sekeluarga, Chandra sekeluarga, Tian sekeluarga, Marcel, Wony, Dimas serta Gibran yang membela-belakan datang dari Chicago ke Indonesia demi menyaksikan sidang putusan.
Anak-anak Jonathan telah anteng di kursi belakang mobil dengan Jonathan dan Chitta didepan dapat dilihat bahwa Handika sejak kemarin termenung memikirkan bagaimana ia bisa berkata sejujurnya, Handika terlalu dini untuk menjadi saksi kejahatan, Handika terlalu takut untuk melihat Tika dan Handika tak punya nyali untuk berkata didepan umum bahwa dirinya mengalami kekerasan fisik maupun mental atas penculikan yang menimpanya beberapa tahun lalu.
"Mas, Mas kenapa kok diam aja?" tanya Chania ia sadar bahwa Kakak nya akhir-akhir ini lebih banyak diam.
"Mas gakpapa kok perasaan Chani aja kali" sanggah Handika ia tersenyum menatap si kecil kesayangannya, Chitta tau Handika berbohong.
"Dika aku tau kamu pasti takut kan? Kamu gak usah takut disini ada kita yang selalu ada buat kamu, semuanya pasti baik-baik aja, aku yakin kamu bisa bisa lewatinya aku janji deh kalau kamu berhasil aku kasih kamu cokelat" kata Sandy mencoba memberi semangat pada Handika, Handika tersenyum mendengar ucapan Sandy yang menyentuh hatinya.
"Tuh dengerin kata Sandy, Dika harus berani memberantas orang jahat ya Daddy tau kamu pasti takut tapi ini demi kebaikan bersama udah cukup Aunty Tika meresahkan orang-orang" ucap Jonathan melirik kaca mobil yang terhubung ke belakang, Jonathan benar telah banyak korban atas kasus Tika dari mulai hubungannya dulu bersama Chitta, Handika yang trauma berat, bahkan anak sekecil Yarra pun hampir meninggal gara-gara ulah Tika dan akan sangat disayangkan jika Tika masih berkeliaran bebas.
"Iya Mas, Mas harus bisa semuanya bakal baik-baik aja" kata Chitta, Handika mengangguk pasrah.
"Tapi nanti Mom temenin aku kan?" tanya Handika memastikan.
"Iya sayang Mom nanti ada di samping kamu kok" Handika tersenyum kecil disaat genting seperti ini ia hanya butuh Chitta, Chitta dan Chitta baru nomor selanjutnya Jonathan karena tanpa dijelaskan pun Chitta akan selalu ia cari saat ia butuh sandaran karena baginya Chitta adalah orang teristimewa lebih dari Dita maupun Jonathan.
Kalau bisa memilih Handika mungkin akan memilih Chitta sebagai Ibu kandung nya daripada Dita, sedari kecil pun hubungannya dengan Dita memang tak begitu akrab dan terkesan jauh karena pekerjaan Dita yang selalu sibuk begitupun dengan Jonathan yang jarang berada di rumah dan satu-satunya orang yang selalu ada disaat Handika kesepian ialah Chitta orangnya dan Chitta tak ada gantinya.
Mobil Jonathan telah terparkir di area gedung sidang, Jonathan tampil dengan tampilan formal ia membuka pintu samping kemudi mobil mempersiapkan Chitta keluar serta pintu belakang mobil agar ketiga anak-anaknya turun.
Kedatangan mereka disambut beberapa polisi serta bodyguard yang Jonathan datangkan khusus untuk mengamankan sidang, keluarga kecil tersebut masuk ke dalam gedung.
"Selamat pagi, Bapak Jonathan Margan Suhantara" sambut salah satu jaksa yang menangani kasus Handika.
"Pagi! Bagaimana Pak semuanya sudah beres?" tanya Jonathan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mommy For Handika [ END ]
RomanceSeputar kisah cinta duda beranak satu yang mencintai pengasuh anaknya. ° Genderswitch ° Mature ° Romance ° Word 🔞 ° Nct shipper