Handika dirawat di rumah sakit ia belum juga sadar padahal waktu sudah berjalan dua jam setelah ia ditemukan, Jonathan semakin gusar karena Handika belum juga terbangun apalagi Handika tidur sangat pulas membuat Jonathan khawatir.
Serta pergelangan tangan yang robek kemungkinan Handika berontak membuatnya harus dijahit beberapa senti saja sudut bibir Handika berdarah dan ada bekas biru di paha Handika, kebetulan Handika masih memakai seragam sekolahnya.
Jonathan mengelus tangan kiri Handika, "Nak maafin Daddy, Daddy salah pilih gara-gara Daddy kamu jadi begini" Jonathan meneteskan air matanya, ia tak kuat melihat Handika sakit jika bisa lebih baik Jonathan yang sakit daripada harus Handika, hatinya sangat sesak.
"Orang yang selama ini rawat kamu ternyata dia penjahatnya ya Nak, Dika bisa kok tumbuh tanpa dia Dika bisa hidup sama Daddy berdua aja tanpa dia ataupun bantuan Mami" oceh Jonathan meraih tangan Handika yang dipasang infusan, Jonathan menciumi punggung tangan puteranya.
"Mommy" ucap Handika pelan, Jonathan terkejut ia senang anaknya sadar.
"Apa sayang?" tanya Jonathan menghapus air matanya, hatinya campur aduk karena anaknya sudah sadar tetapi kenapa harus Chitta yang Handika cari? Padahal Chitta yang membuat Handika seperti ini.
"Mommy, Dika kangen mau sama Mommy aja" lirihnya dengan suara yang pelan terdengar begitu menyakitkan bagi Jonathan, Chitta benar-benar kejam, pikir Jonathan.
"Mommy gak ada dia udah pergi jauh" jawab Jonathan dengan tegas, Handika melengkungkan bibirnya kebawah.
"Mommy tangan Dika sakit" Handika meneteskan air matanya, ia benar-benar merindukan Mommy kesayangannya dan ibu bukan Dita yang statusnya Ibu kandungnya.
"Daddy, mau nen" lirih Handika lagi.
"Gak boleh, nanti tunggu Mami aja" ucap Jonathan mengelus rambut Handika, Jonathan heran mengapa Handika masih mencari Chitta, padahal jika Handika tau yang membuatnya begini adalah Chitta bagaimana responnya Handika apa Handika masih mau menyayangi Chitta?
Tak lama kemudian Dita dan Tian datang Dita segera memeluk Handika bibirnya pun tak hentinya mengecupi pucuk kepala Handika dengan sayang, "Kamu kenapa sayang bisa sampe begini?" tanya Dita, Dita tau Handika diculik dari Jonathan, tetapi Dita baru bisa pulang sekarang setelah beberapa hari honeymoon.
"Hiks... Dika takut Daddy, Dika takut" Handika menangis ia melepaskan pelukannya dari Dita tetapi tangannya meraih tubuh Jonathan yang berdiri didekatnya.
"Dika kenapa sayang?" tanya Jonathan khawatir karena Handika terlihat sangat ketakutan saat melihat Dita.
"Dika takut, Dika gak nakal, Dika mau jadi anak baik, Dika gak mau makan eskrim lagi Daddy! Dika gak mau" Handika meronta sembari menunjuk Dita, Dita terkejut mengapa puteranya ketakutan melihatnya?
"Daddy Dika takut, pergi sana Dika gak mau, Dika takut Daddy! Dika takut tolong jauh-jauh dari Dika" Handika menangis histeris hal itu membuat Dita ikut sakit hati ia ikut meneteskan air matanya, saking trauma nya Handika sampai-sampai takut padanya, Tian berinisiatif memanggil Dokter untuk memeriksa keadaan Handika ia pun membawa Dita keluar membiarkan Dokter memeriksa keadaan Handika.
Handika diberi suntikan obat penenang pada infusan nya membuat Handika tertidur akibat reaksi obat.
"Dok bagaimana keadaan anak saya?" tanya Jonathan dengan cemas.
"Pak anak anda mengalami trauma berat yang membuatnya ketakutan pada orang-orang tertentu karena anak Bapak mengingat jelas bagaimana dirinya di siksa, jelas itu menganggu nya untuk beradaptasi pada lingkungan nya yang semula butuh waktu agar anak anda bisa kembali normal anak anda perlu perawatan rutin setiap bulannya harus menjalani terapi untuk menghilangkan rasa trauma nya, Bapak tidak perlu memaksa anak Bapak untuk jujur siapa yang menyekapnya karena hal itu hanya membuat anak anda trauma dan ketakutan"
KAMU SEDANG MEMBACA
Mommy For Handika [ END ]
RomansaSeputar kisah cinta duda beranak satu yang mencintai pengasuh anaknya. ° Genderswitch ° Mature ° Romance ° Word 🔞 ° Nct shipper