Part 17

1.9K 142 16
                                    

Setelah Baby Joel terbangun dan diserahkan ke ruang rawat Tyana, mereka siap untuk pergi ke ruangan Chitta yang jaraknya tak terlalu jauh, Tyana menuntun Marka dan Handika sedangkan Jeffrey yang menggendong Joelino.

Tyana membuka pintu dan dia melihat Chitta yang sedang disuapi makan oleh Dimas, tentu Handika berlari mendekatinya, Chitta merentangkan kedua tangannya menyambut Handika yang ingin memeluk tubuhnya.

Greb!

Keduanya saling berpelukan hangat Handika yang mendekap erat perut Chitta, meskipun terasa sakit namun Chitta menahannya bahkan Chitta meneteskan air matanya saking rindunya pada Handika, Tyana menatapnya haru meskipun hanya sekedar pengasuh namun Handika justru lebih rindu pada Chitta daripada Ibunya sendiri.

Handika melepaskan pelukannya, "Mommy Dika kangen banget sama Mommy" Handika ikut meneteskan air matanya.

Tyana, Jeffrey serta Dimas menatapnya penuh haru keduanya sudah lama tak bertemu kini pertemukan lagi setelah berbulan-bulan lamanya.

"Sama sayang Mommy juga kangen" Chitta mengecup kening Handika berkali-kali.

"Kenapa Dika gak hubungi Mommy lagi? Mommy padahal mau Dika aja yang ngasih nama buat adik Dika kenapa Dika gak main ke rumah Mommy lagi?" tanya Chitta menangkup kedua pipi Handika yang kini tidak setembam dulu.

"Dika dimarahi Daddy Mom, Dika mau kok ketemu Mommy tapi Dad bilang kalau Dika ketemu Mom lagi Dika bakal di kirim ke Chicago biar tinggal sama Grandpa di sana, Dika gak mau makanya Dika gak ketemu Mom lagi takut Daddy marah" hal itu memang Jonathan gunakan sebagai ancaman bahkan Tyana dan Windi pun turut diancam tetapi sekarang Tyana tak perduli jika ia dimarahi habis-habisan oleh Jonathan yang terpenting Handika bertemu Chitta serta adiknya, Chania.

"Gue sama Windi juga di ancam sama Jonathan tapi gue sekarang bener-bener gak perduli Handika berhak ketemu lo dan gue gak mau jadi penghalang lagi, kasian Handika selama ini sendirian terus dan gue gak tega liatnya" Tyana mengelus rambut Handika.

"Dika mau tinggal sama Mommy di rumah Dika gak ada temen Dika sendirian terus Mom" adu Handika semakin mengeratkan pelukannya, Chitta meringis kesakitan karena jahitan di perutnya belum kering namun Handika malah mengeratkan pelukannya.

"Jangan Handika gak boleh tinggal sama Mommy nanti Daddy marah, Dika boleh main ke rumah Mommy kapan aja" Handika menggelengkan kepalanya.

"Dika kesepian di rumah semuanya pada sibuk kerja, gak ada yang nemenin Dika" Handika mengusap air matanya.

Setelah kejadian penculikan Handika tidak lagi berangkat sekolah melainkan Handika menjalani home schooling itupun sesuai moodnya saja bahkan saking tak semangatnya akhir-akhir ini Handika tak home schooling lagi.

"Dika jangan gitu kan masih ada Mami" peringat Chitta pada Handika.

"Dika takut ketemu Mami" lirihnya.

"Gue gak tau sih soalnya sehabis diculik itu Handika takut sama Dita malahan udah lama juga Handika gak main sama Dita, gak tau deh kenapa" kata Tyana yang kini duduk disamping Handika yang duduk di bangsal Chitta bersama Joel yang kini digendong Tyana.

"Mbak Tya anaknya lucu banget" Chitta mencubit pelan pipi Joel.

"Chit anak lo kemana?" tanya Jeffrey.

"Masih di ruangan bayi, katanya nanti di bawa kesini" ucap Chitta, seperti takdir yang telah di tentukan inkubator Chania kini memasuki ruangan Chitta.

"Aduhhh aduhhh ini cucu Kakek yang cantik" Dimas mengambil Chania dan digendongnya Chania.

"Mommy ini adik Dika?" tanya Handika usai melihat Chania yang berada di gendongan Dimas.

"Ayah Chitta mau gendong" ucap Chitta dengan hati-hati Dimas memindahkan Chania ke gendongan Chitta, Chitta menciumi wajah Chania ini baru pertama kalinya ia melihat wajah Chania.

Mommy For Handika [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang