Paginya, di hangatnya sinar matahari yang baru muncul Chania tersenyum tipis, gadis kecil itu sudah lebih baik dari kemarin kepalanya yang pusing dan suhu tubuhnya yang memanas kini telah berangsur lebih baik, Chania tersenyum menyambut hari meski senyum itu tak ada yang melihatnya.
Kedua orangtuanya masih berada dialam mimpi hanya Chania lah yang sudah bangun, ia melirik jam ternyata ini masih menunjukkan pukul setengah enam pagi.
Tumben Mommy nya belum bangun biasanya kan jam lima pun Chitta sudah sibuk di dapur tetapi sekarang lihatlah mata Chitta masih terpejam dengan kedua tangan yang memeluk tubuh Jonathan, hum biasa lah orang bucin ya gitu berasa pengantin baru, padahal ada Chania di antara mereka.
"Pacaran terus, hum Dedek sakit mata liatnya" ucap si kecil, ajaran Marcel nih pasti.
"Mommy bangun Dedek mau pipis" Chania memukul-mukul pantat Chitta, Chitta membalik posisi tidurnya jadi menghadap Chania.
"Apa, Nak?" tanya Chitta setengah sadar.
"Pipis Mom" kata Chania, sebagai Ibu yang siaga Chitta lantas turun dari ranjang ia menggendong tubuh Chania untuk membawanya ke kamar mandi, meskipun dirinya masih amat sangat mengantuk tetapi kasian kalau si kecil ke kamar mandi sendiri takutnya Chania terpeleset atau apalah itu kan Chania lagi sakit siapa tau tiba-tiba pusing terus jatuh yang ada makin parah deh sakitnya Chania.
Chitta mencopot celana yang Chania pakai, Chania duduk di closet guna mengeluarkan semua cairan yang ia tahan sebelumnya setelah selesai Chitta membasuh bagian intim Chania lalu ia lap dengan tisu, setelah kering Chitta pakai lagi celananya.
"Chaca gak mau gendong, Mommy Chaca mau ke kamar Mas ya" izin si kecil.
"Hah? Dedek kan lagi sakit Nak, kita tidur lagi ya kan belum pagi" kata Chitta sembari menguap.
"Ihh Mom ini tuh udah pagi liat jam tuh" kata Chania menunjuk jam digital didekat wastafel.
Chitta menoleh dan benar saja waktu telah menunjukkan pukul setengah enam pagi yang artinya Chitta terlambat membuat sarapan.
"Waduh Mom telat bangun, Dedek main sendiri dulu ya Mom mau siapin sarapan sama mau bangunin Daddy" Chania mengangguk lalu anak itu pergi menuju kamar Kakak-kakaknya.
Sedangkan Chitta ia kembali ke ranjang, "Sayang bangun"
"Ayang aku bangun dong udah pagi" Chitta mencium-cium pipi Jonathan.
"Aduhhh cintaku, kenapa Babe tumben banget manggil sayang, lagi pengen sesuatu ya?" tanya Jonathan senyum-senyum kecil.
"Ayang aku mau peluk kamu seharian boleh nggak?" tanya Chitta dengan wajah merayu nya.
"Apa sayang? Ya ampun gitu doang di pengenin? Silahkan sayang nih kamu peluk aku sampe besok pun gakpapa aku siap! Tapi lebih dari peluk juga boleh" Jonathan menatapnya dengan tatapan mesum, kalau Chitta sadar pasti dia tak mau tetapi Chitta tak terlalu memperhatikan wajah Jonathan karena ia pikir Jonathan juga mau-mau saja dipeluk begitu.
"Sama cium boleh ya?" ucap Chitta menciumi wajah suaminya, basah mah basah tuh wajah Jonathan tetapi buat sang istri apa sih yang nggak.
Jangan kan wajah yang dibuat basah oleh Chitta yang dibawah pun kalau dibasahi Chitta, Jonathan mau banget!
"Boleh sayang, nih tubuh aku seharian ini buat kamu apain aja terserah" pasrah dulu Jonathan.
"Huhu makasih Daddy aku" ucap Chitta dengan manja, ia lalu memeluk tubuh suaminya lebih erat hidungnya ia gunakan guna mengendus-endus aroma tubuh Jonathan.
Modusnya Jonathan tuh suka banget mandi malam terus suka pake shampo atau sabun dengan porsi banyak biar wangi katanya belum lagi ia suka pakai parfum dan deodorant dimalam hari itukan menimbulkan wangi yang amat sangat apalagi untuk Chitta yang suka segala wangi Jonathan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mommy For Handika [ END ]
RomanceSeputar kisah cinta duda beranak satu yang mencintai pengasuh anaknya. ° Genderswitch ° Mature ° Romance ° Word 🔞 ° Nct shipper