Part 5⚠️

3.7K 163 4
                                    

Payudara yang awalnya putih mulus kini sedikit lecet dan bercak merah akibat permainan gila Jonathan, Chitta sedari tadi meringis sakit melampiaskan lewat menjambak rambut Jonathan yang sedikit gondrong.

Chitta semakin gusar usai tangan Jonathan yang mencoba mengusap miliknya dari luar celana sensasi geli membuatnya semakin menggelinjang bagai disengat listrik, tubuhnya seolah ingin disentuh lebih jauh.

Karena tak sabar Jonathan melucuti celana Chitta yang sudah dibanjiri lendir putih milik Chitta, pria itu memposisikan dirinya diantara kedua paha Chitta mengarahkan bibirnya menciumi milik Chitta yang terlanjur basah, kecupan-kecupan itu Jonathan layangkan di area kemaluan Chitta lidahnya yang gemas pria itu seolah tak jijik untuk menjilati lubang milik Chitta dengan sensual.

"Pak——Geli" Chitta hanya mampu memejamkan matanya menikmati jilatan yang Jonathan lakukan pada miliknya.

"Wangi Chit" Jonathan semakin melesakan lidahnya lebih dalam ke lubang Chitta.

Jonathan mengurut miliknya secara teratur lalu memasukan miliknya pelan-pelan seketika Chitta menangis bagian bawahnya seperti dibelah menjadi dua, serta cucuran darah merembes pada kemaluan Jonathan.

"Hiks—— Pak sakit" keluh Chitta wanita itu menangis.

Jonathan mendiamkan miliknya sebentar tanpa merespon Chitta yang kesakitan pria itu malah menggenjot Chitta hingga darah keperawanan Chitta mengalir membasahi spray, jelas Chitta meringis kesakitan apalagi ini pertama kalinya ia berhubungan intim bagi Chitta.

"Pak sshhh... Pelan-pelan ahhh" desah Chitta meremas bantal secara kasar serta membusungkan dadanya menahan nikmat dan sakit secara bersamaan.

"Chit, punya kamu... Ahhh nikmat" Jonathan meraih kedua payudara Chitta lalu diremasnya dengan kuat.

Jonathan terus menggempur milik Chitta bahkan gerakannya semakin kencang serta membuat tubuh Chitta ikut terguncang akibat genjotan Jonathan yang seperti kesetanan mengabaikan rasa sakit yang Chitta rasakan disekitar kemaluannya.

Pria itu mengubah posisinya ia membiarkan Chitta duduk di atas perutnya kedua tangan kekar itu meremas kasar pinggang Chitta untuk dinaik-turunkan secara brutal.

"Pak... Sakit, pelan-pelan ahhh" desah Chitta, mendongakkan kepalanya merasakan nikmat dan sakit secara bersamaan.

"Saya gak nyesel... Arrgghh bayar kamu 2 milyar karena lubang kamu nikmat"

"Pak lephass mauhh pipishhh" belum sempat melepaskan tautan tubuh mereka Chitta sudah dibanjiri cairan dari miliknya, namun Jonathan terus menggenjotnya tanpa memberi jeda.

Gaya demi gaya telah mereka lakukan bahkan spray kamar telah basah campuran keringat dan cairan nikmat dari tubuh mereka, tiga kali hentakan terakhir dari Jonathan pria itu menenggelamkan miliknya di lubang Chitta yang menciptakan cairan hangat bukti bahwa mereka selesai dengan permainan itu.

"Masih sakit?" tanya Jonathan mengelus pantat Chitta.

"Sakit banget ihh" rengek wanita itu dengan manja.

"Besok juga sembuh sayang ya udah tidur yuk, good night" Jonathan membenarkan posisinya untuk tiduran di samping Chitta, ia menciumi wajah Chitta serta memberi lumatan pada bibir Chitta membuat gadis, ralat wanita itu mendesah sebal.

"Udah ihh nanti punya Bapak bangun lagi" Chitta mendorong dada Jonathan, Jonathan terkekeh lalu memeluknya.

"Ini juga udah bangun lagi gara-gara punya kamu sih bikin candu" bisik pria itu.

"Gak ya saya gak mau, capek" Chitta memejamkan matanya tetapi Jonathan melebarkan paha dan memasukan miliknya lagi ke dalam lubang Chitta.

"Akhh Pak Jo saya gak mau" protes Chitta memandang Jonathan tajam.

Mommy For Handika [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang