6

260 57 0
                                    

Kedua mata Wonwoo berbinar saat melihat Dajin berdiri di belakang meja kasir tengah menyantap makan siangnya dengan penuh khidmat sambil membaca sebuah koran. Sudah cukup lama ia tidak mengunjungi mini market itu dan kini ia berkesempatan untuk ke tempat itu lagi setelah syuting konten di Hanyang. Entah mengapa ia merasa senang dan tidak sabar ingin melihat respon Dajin saat melihatnya datang.

"Selamat datang di RG28! Selamat berbe--berbelanja! Hai!" Sapa Dajin sempat terkesiap saat melihat Wonwoo menganggukkan kepala ke arahnya.

Wonwoo tidak bersuara tapi senyum tipisnya menguar untuk Dajin sebelum ia melangkahkan kaki menuju rak mie instan. Sedangkan Dajin yang menghentikan makan siangnya, menunggu Wonwoo dan menaruh kotak bekalnya di rak meja kasir. Tidak sopan untuk makan saat ada pelanggan dan ia akan bersabar menunggu--bahkan Dajin tidak lagi memikirkan makan siangnya setelah melihat Wonwoo datang.

"Bagaimana kabarmu?" Tanya Dajin ramah kepada Wonwoo yang menaruh satu cup Ramyeon, sebotol air mineral dan kimbab ke atas meja kasir.

"Baik." Jawab Wonwoo dengan senyum yang lebih lebar. "Em.. kau sendiri?"

"Baik." Balas Dajin yang sudah selesai meng-scan belanjaan Wonwoo. Ia ingin menyebut harga yang harus dibayar pelanggannya siang itu tapi Wonwoo sudah merogoh kocek dan memberikan pecahan 10 ribu won kepadanya.

"Terima kasih sudah berbelanja. Selamat makan siang." Kata Dajin sembari menyerahkan kembalian kepada pria di hadapannya itu.

"Kau juga, selamat makan siang."

~~~

Dajin berjongkok di depan Kucing Abu yang terus mengeong itu. Ia belum memberikan makanan kepadanya dan asyik bermain dengan hewan tersebut selagi mini marketnya sepi. Hanya ada Wonwoo di sana, itu pun ia masih anteng makan Kimbab--agak buru-buru mengunyah karena ingin bertemu dengan kucing itu.

"Lapar?" Tanya Dajin dengan nada suara manja dan kucing itu mengeong. Tawa Dajin menguar, ia menangkupkan tangannya pada wajah Kucing tersebut dan mengelusnya dengan gemas. "Sebentar, ya, manis."

Saat Dajin berdiri ia melihat Wonwoo tersenyum kepadanya. Pipi pria itu membesar menandakan masih ada makanan yang ia kunyah di sana. Dajin pun mengangguk dan melangkah masuk ke dalam mini market mengambil mangkuk ungu dan makanan kering untuk Si Kucing.

Saat kembali ke luar, Dajin tidak dapat menahan kekehannya melihat Wonwoo sudah berjongkok bermain dengan sang Kucing. Pria itu pasti makan dengan super cepat pikir Dajin.

"Kucing ini kucing liar." Kata Dajin sembari berjongkok menaruh mangkuk di depan kucing itu. Ia berkata kepada Wonwoo yang ber-'oh' ria, tidak menyangka Dajin akan mengajaknya berbicara.

 Ia berkata kepada Wonwoo yang ber-'oh' ria, tidak menyangka Dajin akan mengajaknya berbicara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bukan Kucingmu?"

"Bukan." Jawab Dajin.

"Pantas ia tetap ke sini meski kau tidak bekerja." Ujar Wonwoo membuat Dajin kembali tertawa. "Ah! Ya! Teman kerjaku bilang kau ke sini menanyakan kucing ini."

Wonwoo menggulum senyum, ia sedikit malu untuk mengakui tapi tidak bisa juga mengelak. Digaruknya tengkuknya yang tidak gatal. "Kebetulan aku sedang syuting di Hanyang jadi mampir ke sini untuk makan siang. Ku pikir, ketika kau tidak ada, kucing ini juga tidak datang."

"Ini kucing mini market." Ucap Dajin sambil menepuk-nepuk kepala Kucing yang tengah menyantap makan siangnya itu dengan lembut. "Hanya datang untuk makan siang lalu pergi berkeliaran di lingkungan ini."

"Uhm... I see."

"Lee Dajin." Dajin tiba-tiba menjulurkan tangannya di depan Wonwoo. Ia tersenyum lebar hingga kedua matanya berbentuk seperti bulan sabit terbalik.

"Jeon Wonwoo." Kata Wonwoo ikut tersenyum, dengan tipis, menjabat tangan Dajin erat. Ia sebenarnya tahu nama Dajin sejak melihat papan nama gadis itu, tapi tidak sopan untuk memanggil namanya sebelum berkenalan dan untung saja Dajin memperkenalkan dirinya terlebih dahulu.

"Kau... syuting di Hanyang? Film? Drama? Variety Show?" Cecar Dajin tampak excited, tidak kelihatan kikuk padahal mereka baru saja berkenalan.

"Youtube." Jawab Wonwoo sekenanya dan kedua mata Dajin membulat.

"Kau Youtubers?"

"Tidak... tidak... aku... em." Wonwoo terdiam sesaat lalu mengeluarkan kartu nama dari saku kemejanya untuk diberikan kepada Dajin.

Kartu nama itu diterima Dajin dengan rasa penasaran yang tinggi. Dibacanya nama perusahaan Wonwoo bernaung, juga posisi yang dijabat pria itu. Videografer. Kyebrothers Production House. Dajin bukan orang yang tahu nama-nama perusahaan produksi sehingga ia hanya menganggukkan kepala dan berniat mencari tahu soal tempat kerja Wonwoo dan konten yang dibuat pria itu kelak.

"Kau bisa lihat konten kami di Youtube, judulnya TanyaMahasiswi." Kata Wonwoo lagi dan Dajin pun mengangguk senang.

"Aku akan cek. Itu pasti menarik."

"Terima kasih." Ucap Wonwoo dibalas senyuman penuh Dajin. Keduanya bertatapan selama sesaat lalu terkesiap saat Kucing Abu di hadapan mereka mengeong.

"Yaa! Makananmu masih banyak. Lihat di sisi mangkuk!" Seru Dajin tidak benar-benar kesal, ia menahan tawa melihat isi mangkuk yang kosong ditengah, namun di sisinya masih banyak makanan kucing itu.

Sedangkan Wonwoo hanya bisa terkekeh. Ia mengelus kepala Kucing dengan lembut, membiarkan Dajin menggerak-gerakkan mangkuk ungu itu agar makanan si kucing bisa terkumpul di tengah.

Don't forget to like and comment yaa kalau suka ^^

Cat [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang