Suasana dalam mobil berisi 4 orang itu sangat menegangkan. Mereka tidak berbicara banyak, kecuali dua orang yang salah satunya tengah menyetir. Sedangkan dua lainnya diam, memandang keluar jendela dengan pikiran yang bergerumul di otak. Dajin, yang terus diam sejak kejadian di Coffee Shop tidak bisa memaksa diri untuk bersikap seperti biasa kepada Jeonghan--apalagi pria itu juga tidak kunjung mengajaknya berbicara, bahkan hingga mereka ke Seoul untuk mengantarnya pulang bersama Vernon.
"Jadi besok kau sudah mulai kerja lagi, Dajin?" Suara Joshua berkumandang dari balik roda setir. Pria itu melirik Dajin dari spion tengah dengan senyum yang mendamaikan hati Dajin selama beberapa saat.
"Lusa, Kak. Aku mau istirahat dulu sebentar."
"Hmm... bagus. Kau memang harus beristirahat. Bosmu tidak marah, kan?"
Dajin menggelengkan kepala, balas menatap Joshua dari kaca spion. "Untungnya mereka bisa paham, sih. Mereka mengira aku orang Daegu asli."
"Hahaha... syukurlah kalau begitu. Kau bagaimana, Vernon? Kembali liburan?"
Vernon yang duduk di samping Dajin tertawa hambar. "Ya... begitulah."
"Jaga, Dajin. Aku menitipnya padamu, ya." Kata Joshua lagi yang langsung membuat Dajin menegakkan tubuh. Bahkan Dajin hampir menyembulkan kepala di antara kursi depan kalau tidak mengingat kehadiran Jeonghan di bangku samping Joshua.
"Tidak! Tidak perlu!"
"Kau dengar sendiri, kan, Kak?" Vernon bertanya retoris sambil mengedikkan bahu, ia tampak tidak acuh dan Dajin mensyukuri itu.
"Anak sebesar itu ngapain dititip. Bukannya dia sudah mandiri? Dia bahkan bisa menyelesaikan masalahnya sendiri, kan?"
Hati Dajin mencelus mendengar penuturan Jeonghan yang mencemoohnya. Ia tahu itu. Apalagi Jeonghan menyebut kata 'masalah'. Sangat menyebalkan tapi Dajin tidak ingin membuat perseturuan selama perjalanan sehingga ia pun melongos dan bersandar kembali di kursi sambil memandang keluar jendela. Melihat pemandangan menegangkan itu membuat Joshua dan Vernon saling lirik lewat spion tengah, keduanya merasa sangat tersiksa dengan suasana itu, apalagi Vernon yang tengah meringis sekarang.
"Pokoknya kau harus memperhatikan Dajin juga, ya, Vernon. Aku titip dia." Kata Joshua kemudian yang dibalas Vernon dengan anggukan kikuk.
Dajin tidak protes kali ini. Kedua matanya sudah berkaca-kaca karena dadanya yang makin terasa sesak akibat sikap Jeonghan tadi. Ia marah, kesal dan ingin menendang Jeonghan jauh-jauh dari hidupnya, tapi tidak bisa, karena Dajin pun sadar kalau ia membutuhkan pria itu selamanya.
~~~
Joshua bersidekap di sisi mobil, memandang Jeonghan yang tengah berdiri di hadapannya sambil menggeser-geserkan kaki di atas tanah yang mereka pijaki. Joshua tahu, Jeonghan merasa kikuk sekarang apalagi ia memang menahan pria itu masuk ke restoran tempat mereka makan siang untuk berbincang serius perihal Dajin selama beberapa saat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cat [Complete]
FanfictionSejak keluarganya memutuskan hubungan dengannya, Lee Dajin mulai hidup sendiri dengan bekerja part time sebagai salah satu penjaga Convenience Store ternama di kawasan Universitas Hanyang, tempatnya berkuliah. Setiap pukul 2 siang ia akan memberi ma...