Kedua mata Wonwoo menyipit tajam di balik kacamata. Ia baru mengetik beberapa kata pada proposalnya, kalimat basa-basi karena sampai sekarang ia masih belum memiliki niat untuk melakulan perintah atasannya yang terkesan memaksa. Wonwoo mengetik pun hanya untuk mengisi waktu selama di kantor. Ia tidak punya proyek apa pun sekarang (kecuali proposalnya), bahkan terkadang Wonwoo menyibukkan diri dengan aplikasi editing video di komputer.
"Bagaimana, Kak? Kau sudah tahu di mana menu transisi dan pilihan warnanya?"
Wonwoo terkesiap, tanpa salam seorang pria mendekati kubikelnya dengan langkah yang besar. Pria itu mengenakan sweater rajut oranye dipadukan dengan celana jeans selutut. Tampak seperti model dengan tinggi yang semampai. Pria itu adalah Mingyu, salah satu teman kerjanya di kantor yang tergabung dalam tim video editor.
"Aku tidak mengedit hari ini. Tapi aku sudah tahu letak menunya di mana." Balas Wonwoo merujuk pada aplikasi editing yang digunakannya untuk belajar. Karena Mingyu bekerja sebagai editor, ia pun banyak bertanya kepadanya.
"Ah... ku kira kau mengedit lagi."
Senyum Wonwoo menguar. "Aku akan mengedit setelah jam makan siang. Sekarang aku harus berkutat dengan proposal."
"Proposal kontenmu, ya, Pak Produser?"
Langsung saja Wonwoo mendecakkan lidah. Ia bahkan menepuk paha Mingyu hingga pria itu terkekeh jahil di sampingnya.
"Aku tidak menyangka kau akan menerimanya, Kak. Ku pikir akan ada orang baru yang direkrut mereka. Ternyata tidak." Bisik Mingyu sedikit membungkuk. Ruangan Videografer itu masih lumayan ramai di pagi hari dan ia tidak ingin membuat keramaian dengan membawa topik sensitif bagi Wonwoo.
"Aku pun berpikir demikian."
"Jadi, timnya sudah ada? Aku dengar Kak Jiwoo akan menjadi penulismu. Betul?"
"Tidak." Jawab Wonwoo cepat dan tegas. Ia merasa terganggu saat nama Jiwoo tersebut oleh Mingyu, teringat akan sikap perempuan itu beberapa hari yang lalu yang terlalu memaksanya untuk mengambilnya sebagai anggota tim.
"Sudah ku duga kau juga membencinya." Ujar Mingyu dengan kedua mata berbinar. "Kau tahu? Semua orang membencinya. Aku pun."
Untung saja Mingyu masih berkata dengan volume rendah sehingga obrolannya tidak terdengar orang lain yang juga berada di ruangan itu. Sedangkan Wonwoo di kursinya hanya bisa menggulum bibir. Ia ingin mengelak dari tuduhan itu tapi kalau dipikir kembali ia memang tidak menyukai Jiwoo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cat [Complete]
FanfictionSejak keluarganya memutuskan hubungan dengannya, Lee Dajin mulai hidup sendiri dengan bekerja part time sebagai salah satu penjaga Convenience Store ternama di kawasan Universitas Hanyang, tempatnya berkuliah. Setiap pukul 2 siang ia akan memberi ma...