Dajin bersidekap menonton wawancara yang dilakukan Jiwoo kepada seorang gadis bertindik di bibirnya. Gadis itu menjawab dengan lugas, senyumnya merekah lebar ke arah kamera yang merekamnya--yang membuat Dajin ikut tersenyum apalagi saat mendengar jawaban-jawaban dari mulut gadis itu. Setelah kelasnya hari ini, Dajin langsung bergegas ke kantor Wonwoo untuk menonton proses syuting hari ini. Bukan hanya ketagihan melihat proses di belakang layar yang tampak menyenangkan, tapi Dajin juga ingin bertemu gadis yang menjadi narasumber hari ini.
Kim Gaeul.
Ya, gadis bertindik itu bernama Kim Gaeul. Gadis yang pernah menjadi teman Dajin di Pusat Pelatihan Daegu.
"Aku tidak pernah berniat merundung orang, tapi itu terjadi begitu saja, kalian tahu? Aku sadar itu kesalahan dan emosiku makin tidak terkontrol. Sejak masuk penjara, aku jadi sering berpikir tentang tindakanku dan... ya... aku mencoba berubah meski agak sulit." Jelas Gaeul dengan lugas lalu tertawa kecil. "Kalau diingat... aku kesal juga dengan orang-orang yang tidak percaya dengan niatku yang ingin berubah. Tidakkah mereka tahu kalau aku juga manusia yang bisa berbuat salah? Kalau aku bisa bertanya kepada mereka saat itu, ingin sekali aku bertanya 'Apakah kau tidak pernah berbuat salah di hidupmu?'"
"Bagaimana dengan korbanmu?" Jiwoo bertanya dengan sedikit ragu dan Gaeul kembali tertawa sebelum menyawabnya.
"Kami sudah berbaikan. Bahkan kami sudah berteman. Dia bilang aku sudah mendapatkan balasannya, penjara satu tahun. Hahahaha! Dia benar dan mendukungku untuk berubah. Dia orang baik."
"Apa kau punya pesan untuk anak-anak yang masih suka merundung?"
"Punya! Jangan bersikap sok! Dunia tidak berputar di hidupmu saja, oke? Setelah kau lulus, kau akan melihat lebih banyak orang yang lebih hebat dari dirimu! Hahahaha kalau waktu bisa berputar, aku ingin sekali mendengar kalimat itu." Jawab Gaeul dengan santai. Gadis itu suka sekali menertawai diri sendiri dan hal-hal lain yang sebenarnya tidak pantas ditertawakan. Tapi itulah Gaeul. Itu caranya untuk berdamai dengan dunia.
Beberapa pertanyaan kemudian diutarakan Jiwoo lagi sebelum syuting selesai dan Dajin menontonnya dengan khidmat. Setelah mic Gaeul dilepas, Dajin pun beranjak menghampirinya.
"Kau masih saja bersikap sarkas, Gaeul." Kata Dajin keki dan tertawa kecil saat Gaeul mendengus kepadanya.
"Aku sarkas kepada diriku, ya."
Napas Dajin terhela pelan. Ia menggelengkan kepala dan mengacak rambut pendek Gaeul pelan. "Iya. Tetaplah hidup dengan pikiran yang positif, ya."
"Sok bijak."
"Itulah Lee Dajin." Ucap Dajin membuat Gaeul tertawa kencang.
Keduanya pun melipir ke sisi studio yang lebih sepi untuk berbincang tentang kehidupan masing-masing. Setelah menyelesaikan pelatihan, mereka tidak lagi bertemu karena Gaeul memilih pindah ke Incheon sedangkan Dajin bertahan di Daegu sebelum merantau ke Seoul. Keduanya berteman selama sesaat, namun ikatan sebagai sesama mantan napi remaja membuat ikatan pertemanan itu tetap kuat meski jarang bertemu.
Wonwoo yang sibuk berbincang dengan Jiwoo tentang hasil wawancara sempat memperhatikan Dajin dan Gaeul sesaat. Ia penasaran dengan obrolan dua orang itu, apalagi sikap Dajin berubah seperti Dajin yang ia kenal pertama kali di Mini Market. Ramah, sedikit cerewet dan suka tersenyum.
"Dajin!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Cat [Complete]
FanfictionSejak keluarganya memutuskan hubungan dengannya, Lee Dajin mulai hidup sendiri dengan bekerja part time sebagai salah satu penjaga Convenience Store ternama di kawasan Universitas Hanyang, tempatnya berkuliah. Setiap pukul 2 siang ia akan memberi ma...