Sudah berulang kali Joshua berbalik untuk melihat Dajin di kursi belakang. Ia memang tidak bisa merasakan apa yang dirasakan gadis itu sekarang, tapi ia tahu kalau Dajin masih kaget dengan sikap Jeonghan yang tiba-tiba menjemputnya di pagi buta untuk ke Namyangju. Jeonghan tidak memberitahukan pula alasannya ke Namyangju untuk apa, tapi Joshua tahu. Pria itu ingin memperlihatkan Dajin bagaimana kondisi orangtuanya saat ini.
Joshua tidak pernah setuju dengan sifat Jeonghan yang satu itu. Terlalu memaksa meski tahu kondisi mental Dajin tidak sekuat dirinya--dan ia tidak bisa melakukan apa pun karena selalu kalah saat beradu pendapat. Makanya ia memilih untuk duduk di bangku samping Jeonghan, membiarkan sahabatnya membawa mobil daritadi.
"Bagaimana hubunganmu dengan Wonwoo?"
Tiba-tiba Jeonghan bertanya, membuat Joshua mendecakkan lidah di sisinya. Tapi Jeonghan pura-pura tidak mendengar, malah melirik Dajin dari spion tengah yang merasa kikuk setelah ditanya seperti itu.
"Kalian pacaran sudah lama?" Tanya Jeonghan lagi.
Dajin menggeliat di kursi itu lalu bersidekap dengan tegak memandang Jeonghan balik. "Baru. Baru mau dua minggu?"
"Apa yang kau suka darinya?"
"Yaa! Jeonghan!" Joshua memukul lengan Jeonghan pelan namun yang dipukul tidak peduli dan hanya mengelus lengannya sekilas sebelum kembali memegang roda kemudi.
Napas Dajin terhela pelan. Ia memandang Joshua yang menatapnya khawatir, lalu beralih kembali pada pantulan wajah Jeonghan di kaca. Jalan tol yang mereka lewati cukup sepi dan tidak perlu menghitung waktu lama, mereka akan segera sampai di Namyangju, kota yang paling malas didatanginya saat ini. Dajin sebenarnya tidak paham mengapa kedua Kakak angkatnya itu menjemputnya pagi-pagi ke Namyangju. Mood-nya pun hancur dan makin hancur karena pertanyaan Jeonghan yang menyebalkan.
"Apa tidak jelas, Kak? Wonwoo adalah satu-satunya pria yang mau menerimaku sebagai Lee Dajin."
"Oh? Terus, aku? Joshua?"
"Bukan." Elak Dajin cepat dengan frustasi. "M-maksudku, Wonwoo... dia menyukaiku sebagai Lee Dajin. Bukan berarti kalian tidak menyukaiku, maksudku... dia ma--"
"Aku paham maksudnya Dajin. Sejauh in--"
"Kau bukan Dajin." Jeonghan menginterupsi Joshua yang ingin menjelaskan maksud Dajin. Pria itu melirik Dajin kembali lewat kaca tengah, memaksanya untuk menjawab pertanyaannya segera.
Joshua sempat mendecakkan lidah. Pria itu akhirnya memilih diam dan bersidekap di kursinya dengan rasa kesal yang memuncak. Sedangkan Dajin memutar kedua bola mata dan berdehem sebelum membuka mulu. "Aku suka semuanya dari Wonwoo. Sifatnya, sikapnya, kata-katanya, pemikirannya... aku tidak pernah merasa dispesialkan oleh pria dalam tanda kutip spesial yang berbeda seperti yang kalian berikan kepadaku sebelum bertemu dengan Wonwoo. A-aku... suka. Dengan. Wonwoo."
KAMU SEDANG MEMBACA
Cat [Complete]
FanfictionSejak keluarganya memutuskan hubungan dengannya, Lee Dajin mulai hidup sendiri dengan bekerja part time sebagai salah satu penjaga Convenience Store ternama di kawasan Universitas Hanyang, tempatnya berkuliah. Setiap pukul 2 siang ia akan memberi ma...