Ponsel Dajin terus berdering tapi ia hanya bisa memandangnya dengan kosong. Pikirannya sudah berkelana membayangkan banyak hal berkaitan dengan proyek yang dikerjakan Wonwoo. Air mata Dajin pun sudah turun sejak pulang dari kencannya bersama Wonwoo yang sudah tidak bisa ia sebut sebagai kencan. Wonwoo sudah menjelaskan semuanya di mobil, tapi Dajin tidak mau tahu soal tujuan baik proyek itu. Yang ada di pikiran Dajin hanyalah hal-hal buruk yang kemungkinan besar terjadi kalau proyek itu diunggah di publik.
Sudah beberapa tahun ini Dajin merasa hidupnya tenang, tidak ada yang mengenalnya di Seoul. Tidak ada yang tahu soal masa lalunya dan tiba-tiba Kwon Soonyoung merusak segalanya. Kalau saja pria itu diam dan berpura-pura tidak mengenalnya, semua pasti akan baik-baik saja. Sayangnya pria itu menyebalkan.
Dajin tidak peduli dengan kesaksian Soonyoung yang bisa menolongnya di masa lalu. Sekarang bukanlah masa lalu dan tidak ada yang bisa menolongnya kecuali ada mesin waktu yang bisa membawanya kembali. Kesaksian Soonyoung sia-sia saja, rasa bersalahnya juga sia-sia karena sekarang pria itu yang membuat kehidupannya terancam.
"Dajin!!"
Tok tok tok
Dajin menutup kedua telinganya dengan rapat. Suara Vernon dan ketukan di pintu bergema sampai ia merasa pusing karena telinganya berdengung. Tapi Vernon tidak peduli dan terus menyerukan namanya di balik pintu.
"Dajin!!"
"Lee Dajin!!"
Kali ini suara Jeonghan yang terdengar. Nadanya sangat tegas dan penuh emosi. Dajin pun terisak dan menyelimuti dirinya dengan selimut, berharap ia bisa mengubur dirinya sendiri sekarang. Jeonghan sama saja, pikirnya. Pria itu juga menyebalkan karena sudah memberikan ide proyek kepada Wonwoo. Dipikirnya ia bisa menjadi pahlawan di hidup Dajin?
Sebenarnya tanpa melakukan itu pun, Jeonghan sudah menjadi pahlawannya. Tapi kali ini pria itu sudah kelewatan.
"Dajin... kau masih di dalam?"
Nada suara yang lembut itu milik Joshua. Meski sudah menutup kedua telinga dengan rapat, Dajin tetap bisa mendengar. Biasanya Dajin mau menerima Joshua, tapi tidak kali ini. Joshua juga sama dengan Jeonghan.
Semuanya sama saja pikir Dajin. Memang di dunia ini tidak ada manusia yang bisa diharapkan. Kalau saja waktu itu ia berhasil mati, kalau saja waktu itu ia tidak ditolong ole--
BRAKKKK
"LEE DAJIN!"
Dajin merasa dunianya jungkir balik saat dua buah tangan meraih tubuhnya ke sebuah pelukan. Bau parfum yang lembut langsung menyerbak dan Dajin bisa menduga pemilik tangan dan pelukan itu adalah Yoon Jeonghan. Langsung saja Dajin mendorong dada pria itu menjauh, ia masih marah. Terlalu marah sampai ingin menampar Jeonghan karena sudah ikut campur dalam kehidupan pribadinya.
"Dajin!"
"Lepasin aku, Kak!!!"
"Yaa! Dengarkan ak--"
KAMU SEDANG MEMBACA
Cat [Complete]
FanfictionSejak keluarganya memutuskan hubungan dengannya, Lee Dajin mulai hidup sendiri dengan bekerja part time sebagai salah satu penjaga Convenience Store ternama di kawasan Universitas Hanyang, tempatnya berkuliah. Setiap pukul 2 siang ia akan memberi ma...