24

179 39 0
                                    

"Liburan ini kau akan ke mana, Kak?"

Pertanyaan Vernon sempat tergantung karena Dajin asyik memilah-milah kertas kuis dari dalam tasnya. Sebelum keluar dari kelas, Dajin ingin merapikan isi tas sehingga di rumah ia tidak perlu lagi melakukannya dan bisa mulai menyusun materi kuliah yang akan datang setelah liburan musim panas. Ya, hari ini adalah hari terakhir minggu evaluasi dan mulai besok ia akan bertemu dengan hari libur.

"Ke Daegu. Kalau kau, mau ke mana?" Tanya Dajin balik menyudahi aktivitasnya dengan mengenakan tas kemudian berdiri di sisi Vernon untuk berjalan bersama keluar dari kelas.

"Ke Daegu? Jauh sekali." Kata Vernon tidak menjawab pertanyaan Dajin. Kedua matanya melebar, memperlihatkan dua bola mata indah yang tidak pernah diperhatikan Dajin sebelumnya.

"Kau, bule sekali."

Vernon tertawa hambar dengan ucapan Dajin. Pria itu menggaruk kepalanya yang tidak gatal lalu kembali bertanya. "Kau mau apa ke Daegu? Tidak bekerja?"

 "Kau mau apa ke Daegu? Tidak bekerja?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku izin seminggu ke Daegu. Ada yang mau aku temui di sana. Kau sendiri mau ke mana? Ke Amerika?" Cecar Dajin semangat. Vernon sempat menyunggingkan senyum melihat keceriaan yang sempat hilang dari wajah Dajin selama beberapa hari itu. Dajin yang ia kenal memang seharusnya begitu, bukan?

"Aku tidak tahu."

"Ke Amerika sajalah, Vernon. Kalau aku jadi kau, aku akan ke New York untuk melihat lokasi syuting Suits."

"Kau menonton Suits?"

Senyum tipis Dajin muncul di wajah. Ia pernah menonton drama barat itu beberapa tahun yang lalu bersama dengan orang-orang yang akan ia temui di Daegu nanti. Drama yang membuatnya yakin untuk ke Seoul dan belajar dunia hukum lebih serius demi menjadi seorang pengacara. Dajin tidak pernah pungkiri tanpa drama itu mungkin ia hanya akan tetap tinggal di Daegu, menjadi barista selamanya di Coffee Shop laknat--slash surga yang ia cinta itu.

"Ya." Jawab Dajin singkat. "New York juga kelihatan menyenangkan. Daripada ke Daegu."

"Daegu terdengar menyenangkan." Kata Vernon membuat Dajin mendengus.

"Kau akan bilang menyenangkan karena tidak pernah merasakan panas dan lembabnya Daegu saat musim panas, kan?"

"Memangnya sepanas apa?"

Kali ini giliran Dajin yang tertawa hambar. Gadis itu sampai menggeleng-gelengkan kepala, membayangkan masa-masa di mana ia harus bekerja di tengah teriknya musim panas Daegu saat mendapatkan pelatihan di DCI.

"Panas! Sepanas api neraka!"

"Yaa! Kau bercanda, kan, Kak?"

Dajin menatap Vernon serius. Ia menunjuk wajahnya menggunakan telunjuknya sendiri, "aku? bercanda?"

"Terus? Kalau sepanas itu kenapa kau mau ke Daegu?"

"Bertemu orang penting, Vernon." Jawab Dajin sambil tersenyum kecil. Ia benar-benar tidak sabar ingin bertemu dengan Musim panas dan memulai liburannya ke Daegu tercinta untuk bertemu dengan orang penting.

Cat [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang