27

171 33 2
                                    

Coffee Shop Cheonsa terpantau ramai hari ini, pelanggan datang kebanyakan dari Kuil yang terdapat di utara jalan Dalgubeol. Selain itu ada juga beberapa karyawan dari Daegu Correctional Institution yang mampir untuk menikmati kopi di jam makan siang sebelum kembali bekerja. Beberapa karyawan itu dikenal Daejin dengan baik dan kedatangannya di Daegu menjadi trending topic di tempat itu.

"Yaa! Daejin! Bagaimana kuliahmu?" Tanya seorang pria berkacamata kepada Daejin yang tengah asyik membuat kopi untuk pelanggan lain.

"Lancar Pak Kim! Setelah liburan aku akan mendapatkan banyak kelas praktik." Jawab Daejin dengan senyum lebar.

"Kau hebat! Aku tidak pernah berhenti menceritakanmu kepada anak-anakku sampai mereka kesal hahaha!" Tawa Pak Kim menggelegar dan Dajin hanya bisa membalasnya dengan senyuman karena ada banyak pesanan kopi yang harus ia buat.

"Kalau hebat dia tidak seharusnya ke sini." Jeongan berseru skeptis, pria itu tengah mengelap gelas-gelas keramik di depan Pak Kim dengan wajah cemberut.

Telinga Dajin tentu memanas, tetapi ia pura-pura tidak mendengar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Telinga Dajin tentu memanas, tetapi ia pura-pura tidak mendengar. Jeonghan memang selalu begitu. Mulutnya pedas tapi hatinya manis. Buktinya, meski selalu berkomentar skeptis, Jeonghan tetap menyediakan satu kamar kosong untuk Dajin tinggali selama di Daegu. Kamar yang pernah ditempati Dajin selama menjadi Barista di Coffee Shop Cheonsa.

"Yaa! Kau seharusnya senang Dajin datang berkunjung!" Teman Pak Kim berseru kesal kepada Jeonghan, seorang perempuan berumur 50 tahunan yang Dajin kenal sebagai salah satu ketua bagian di DCI yang dipanggil Ibu Baek.

"Tidak..." Jeonghan sewot, "dia yang bilang sendiri tidak akan ke sini."

"Itu hanya gurauan, Jeonghan! Bagaimana bisa Dajin melupakan kalian?" Ibu Baek bertanya retoris, menyunggingkan senyum kepada Dajin yang meliriknya.

"Ibu Baek benar. Mana mungkin Dajin melupakan Daegu?" Joshua yang baru keluar dari dapur bertanya retoris, ia menepuk puncak kepala Dajin dengan pelan sebelum menaruh kue buatannya ke dalam etalase. Pria itu sebenarnya bukanlah Patiseri, tapi kalau sudah tidak ada kerjaan ia selalu menyempatkan diri membuat kue untuk dijual di Coffee Shop.

 Pria itu sebenarnya bukanlah Patiseri, tapi kalau sudah tidak ada kerjaan ia selalu menyempatkan diri membuat kue untuk dijual di Coffee Shop

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Cat [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang