37

179 44 0
                                    

Jeonghan memandang Dajin yang sudah tertidur dengan khawatir

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jeonghan memandang Dajin yang sudah tertidur dengan khawatir. Tadi siang ia mendapat pesan dari Wonwoo, yang ia minta ID Ktalk-nya diam-diam saat mereka bertemu di Cafè tempat Dajin bekerja, pesan yang membuatnya tancap gas ke Seoul tanpa ragu untuk menemui Dajin yang tengah memeluk dirinya sendiri di kamar kosnya ditemani seorang pria bernama Seungkwan. Dajin kelihatan sangat berantakan meski Seungkwan berusaha menenangkannya. Kondisi gadis itu membuat Jeonghan teringat akan cerita Dajin tentang bagaimana ia melewati masa awal penahanannya di Hotel Prodeo.

Dajin yang menangis setiap malam, yang mual setiap orang memanggil namanya dengan lantang ditambah pertanyaan-pertanyaan beruntun dari para wartawan. Dajin yang harus ditemani psikolog setiap sidang, yang harus mengkonsumsi obat penenang agar bisa tidur nyenyak.

Dulu Jeonghan hanya bisa membayangkannya, tapi kini ia melihatnya secara langsung. Apalagi obat penenang yang dipikirnya sudah tidak dibutuhkan Dajin masih tersedia di rak meja belajar gadis itu. Tersimpan di tempat yang mudah dijangkau hingga Jeonghan yakin akhir-akhir ini Dajin sering mengkonsumsinya. Obat yang juga diminum Dajin sebelum gadis itu terlelap hari ini.

"K-Kak Dajin... harus bekerja di restoran ayam, apakah kita harus memberitahu pemiliknya kalau hari ini Kak Dajin sakit?"

 harus bekerja di restoran ayam, apakah kita harus memberitahu pemiliknya kalau hari ini Kak Dajin sakit?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pria bernama Seungkwan bertanya dengan kikuk di samping Jeonghan. Mereka belum berkenalan secara baik karena terlalu sibuk mengurusi Dajin.

"Kau tahu nomor teleponnya?"

"T-tidak." Jawab Seungkwan dengan formal, ada begitu banyak pertanyaan bersemayam di otaknya sekarang tapi melihat aura Jeonghan membuatnya enggan bertanya.

Lalu Jeonghan pun meraih ponsel Dajin di atas meja belajar. Ponsel yang tidak pernah dikunci, yang memudahkannya mencari kontak pemilik restoran ayam tempat gadis itu bekerja. Tanpa ragu ia langsung menelponnya dan memberitahu keadaan Dajin yang, tentu, harus absen bekerja hari ini.

"Saya akan mengganti rugi atas ketidakhadiran adik saya hari ini." Kata Jeonghan serius, mengejutkan Seungkwan yang tidak pernah tahu kalau Dajin memiliki kakak. Ia hanya tahu Dajin tinggal seorang diri di Seoul, tanpa keluarga dan pernah tinggal lama di Daegu. Hanya itu.

Cat [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang