Goyangi mengeong dengan manja setelah asyik menggigit boneka ikannya selama beberapa saat. Kucing abu itu mendekati Dajin yang duduk di depan kandangnya, minta dielus sambil mengeong karena tahu ada makanan basah yang dipegang Dajin di tangannya. Kelakuan Goyangi pun membuat Dajin tertawa.
"Hm? Kau begitu karena Dajin membawakanmu makanan, kan? Goyangi?" Wonwoo berseru dari pantri, pria itu kemudian menghampiri Dajin dengan dua minuman kaleng dan meraih Goyangi ke dalam pelukannya.
"Kau sudah tahu ada makanan dari Dajin, kan? Hah? Dasar Kucing nakal!" Kata Wonwoo gemas sambil mencium Goyangi. Kucing itu mengeong, tampak kesal dan menggeliat agar bisa keluar dari gendongan pria itu.
"Dia sudah dibawa ke Dokter?" Tanya Dajin penasaran. Gadis itu sedikit memajukan tubuh agar bisa menatap Goyangi dalam pelukan Wonwoo.
"Belum. Jadwalnya besok lusa. Kau mau ikut ke dokter?"
Dajin mengerjapkan matanya beberapa kali. Ia menatap Wonwoo dengan dua alis yang naik. Ajakan itu terlalu mengejutkan sampai Dajin tidak tahu harus menjawab apa. Wonwoo pun sadar atas aksi diam Dajin, ia membalas tatapan Dajin sambil memamerkan senyum tipis. "Kalau tidak bisa, tidak apa-apa."
"Kau serius mengajakku?"
Wonwoo mengangguk mantap. Dilepasnya Goyangi dari pelukannya, membiarkan kucing itu menghampiri tangan Dajin yang masih memegang food strip yang belum terbuka. Sebenarnya Wonwoo pun kaget dengan ajakannya sendiri, ia tidak pernah berniat mengajak Dajin tapi kata-kata itu keluar dari mulutnya tanpa ia sadari.
"Kalau kau mau."
"B-boleh. Besok lusa, ya. Pagi bisa?"
Besok lusa berarti Hari Rabu. Wonwoo menggaruk kepalanya yang tidak gatal, hari itu ia tidak bisa pergi ke dokter hewan karena harus bekerja. Tapi ia bisa meminta izin sebentar di kantornya--yang sedikit sulit sejak ia tidak lagi memegang proyek sebagai Videografer. Tapi demi Goyangi pikir Wonwoo. Pria itu pun kembali mengangguk. "Boleh."
"Tapi kalau kau bekerja... aku bisa membawa Goyangi sendiri." Ujar Dajin tiba-tiba, yang tersadar saat melihat raut wajah Wonwoo saat berpikir.
"Tidak. Kita pergi bersama." Kata Wonwoo sambil menegapkan tubuh hingga jarak antara dirinya dan Dajin menipis. Sadar akan hal itu, Dajin buru-buru mundur dan mengalihkan pandangan pada Goyangi yang duduk anteng, menunggu bungkus makanannya dibuka olehnya.
Saat Dajin menyibukkan diri dengan memberi makan Goyangi, Wonwoo malah fokus dengan dadanya yang bergetar hebat. Degup jantungnya kencang sekali sampai ia merasa gugup. Tadi ia sempat melihat wajah Dajin dalam jarak yang sangat dekat, melihat tahi lalat kecil di ujung mata Dajin yang terlihat indah. Wonwoo baru tahu gadis itu memiliki tahi lalat di sana. Terlihat cantik dan menawan, seperti mata kucing yang mempesona.
"Eung... hebat. Makan yang banyak, Goyangi..." ujar Dajin memuji Goyangi yang tengah menjilati bungkus makanan basahnya dengan gemas.
Senyum Wonwoo melebar. Ia memperhatikan Dajin dalam diam, bukannya fokus pada Goyangi yang selalu menggemaskan. Kini yang ada di matanya hanya Dajin yang tidak berhenti tersenyum berbincang dengan Goyangi seakan kucing itu memahami ucapannya. Wonwoo tidak tahu mengapa, tapi hatinya berbuncah senang sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cat [Complete]
FanfictionSejak keluarganya memutuskan hubungan dengannya, Lee Dajin mulai hidup sendiri dengan bekerja part time sebagai salah satu penjaga Convenience Store ternama di kawasan Universitas Hanyang, tempatnya berkuliah. Setiap pukul 2 siang ia akan memberi ma...