Secret Boyfriend [3] ✓

149 11 0
                                    

Go Public

"Aku berubah pikiran. Dunia juga perlu tahu tentang hubungan kita. Agar orang lain tahu, kalau kamu hanya milikku."

******

"Kita pulang duluan, Sa."

"Oke, Bang. Thanks banget udah mau dateng. Tapi besok, lo juga harus dateng lagi, itung-itung sundate. Iya nggak, Fik?" balas Mahesa seraya melirik Fika.

Fika melirik Fauzi, lelaki yang membawanya ke sana. "Gue sih, ngikut kak Fau, Sa. Kalau dia ke sini, ya gue juga ke sini."

"Oke, berarti besok lo harus ke sini, Bang." Mahesa telah membuat keputusan Finalnya.

"Duh, Sa, sorry. Alasan gue ke sini malem-malem, biar besok gue nggak dateng ke sini."

Esa atau Mahesa berdecak sebal, selalu saja seperti ini. Alih-alih meminta penjelasan Fauzi, Esa lebih memilih bertanya kepada Fika. "Emang besok kalian ada rencana kemana, Fik?"

Fika mengercit heran, kenapa sahabat kekasihnya ini bertanya kepadanya? "Nggak ada, kak Fau nggak ngajak kemana-mana sih."

Esa kini menatap kesal ke arah Fauzi. "Kalian nggak ada rencana kemana-mana kan? Terus kenapa lo nggak bisa dateng besok?"

Fauzi menghela napas lelah, Esa selalu memaksa dia untuk menghadiri acara pemerannya di siang hari, padahal Fauzi tidak menyukai itu. Kenapa? Karena Esa pasti memintanya untuk datang bersama Fika. Bukan, bukannya dia tidak suka datang bersama sang kekasih. Hanya saja, jika datang siang hari, pasti akan banyak orang yang mengenali dirinya, dan itu berarti hubungannya akan terbongkar.

Melihat Fauzi terdiam, Esa menepuk pundak sahabatnya itu, dia sangat mengetahui alasan lelaki itu. "Bang, sekarang saatnya dunia mengetahui hubungan kalian. Gue bosen liat lo galau terus karena cemburu."

Mendengar itu, Fauzi dan Fika membulatkan matanya. Fauzi karena kesal, sedangkan Fika karena terkejut.

Esa tertawa kecil. "Pokoknya besok kalian harus dateng." Sebelum mendengar seribu satu alasan dari Fauzi, Esa segera pamit dari hadapan pasangan itu. "Gue kebelakang dulu, mau ngecek bagian sana. Kalian kalau mau pulang, pulang aja. Gue duluan," pamit Esa yang langsung melenggang pergi ke area belakang.

Setelah kepergian Esa, Fika segera menatap kekasihnya. "Kak Fau, mak–"

"Kita pulang sekarang," potong Fauzi seraya menggenggam tangan Fika, lalu setelahnya membawa sang gadis pergi dari tempat itu.

-----------

"Gimana penampilan aku tadi? Bagus nggak?" tanya Fauzi saat keduanya tengah menikmati cemilan di studio miliknya.

Ya, 'pulang' yang lelaki itu maksud tadi adalah pulang ke studio, bukan ke rumah sang gadis. Namun Fika tidak keberatan, karena kini mereka tengah menikmati waktu berdua di sana.

Fika mengangguk, lalu menelan cemilan yang sedang dia kunyah. "Bagus banget kak. Penampilan kakak dan temen kakak nggak pernah ngecewain," jawab Fika setelahnya, seraya memberikan acungan dua jempol.

Fauzi tertawa gemas, tangannya dengan spontan bergerak mencubit pipi chubby Fika. "Gemes banget pacar aku."

Fika menggembungkan pipinya. "Kak Fau jangan cubit-cubit dulu, akunya masih ngemil," ujar Fika seraya kembali menyuap keripik kentang.

Lagi-lagi Fauzi tertawa gemas. Fika tidak pernah marah jika pipi chubby-nya menjadi korban dari kegemasan lelaki itu. Kecuali jika sang gadis sedang makan.

Love SpellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang