16

53 13 0
                                    

Hey bestieeee jangan lupa vote dan komennya✨
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Jidan bersama temannya keluar dari kelas. Mereka baru saja menyelesaikan ulangan semester, itu sebabnya ia tidak ikut liburan bersama kakaknya.

"Woy, malam ini udah lama ga mampir ke club gimana?" Dimas merangkul Jidan.

"Ga dulu, gue mau jalan sama bebeb" Yang jawab malah Hans.

Dimas menghampiri Hans dan memegang kedua pundaknya, "Lo itu ga di ajak"

Fffrrttt

Satria menahan tawanya

"Sialan lo, awas ya dah lah gue cabut dulu" Hans pun pergi sambil kesal.

Setelah kepergian Hans, "Gimana mau ga?" Tanya Dimas kepada dua temannya lagi.

"Gue ga bisa soalnya ada janji, gue duluan" Jidan menjawab langsung bergegas pergi meninggalkan kedua temannya yang terdiam.

"Good luck Dan" Satria tiba-tiba teriak ke arah Jidan seperti tau tujuan mana Jidan pergi, soalnya Jidan sering curhat ke Satria saja persoalan percintaan dia. Jidan menengok sekilas dan menganggukkan kepalanya.

Dimas yang bingung langsung nyenggol Satria.

"Good luck apaan dah?" Tanya Dimas.

"Kepo, udah ya gue cabut" Satria pun pergi.

"Eh eh ini pada gamau? anjir lah gue di tinggal"

Kita percepat ke Jidan yang baru saja masuk ke dalam mobilnya kemudian ia melajukan mobil tersebut dan pergi keluar dari area kampus.

Sesampainya ia sudah berada di tempat tujuan, tempat tersebut adalah cafe yang tak jauh dari kampusnya sekitar 10 menit perjalanan.

Ia terbirit-birit mencari seseorang yang harus ia temui hari ini.

"Kak" Akhirnya Jidan pun sudah menemukan orang tersebut yang ternyata wanita yang Jidan sukai.

"Maaf lama, barusan Jidan baru keluar dari kelas"

"Santai Dan, jadi lo mau ngomong apa ke gue?" Wanita itu Nisa sebutan panggilan dari Jidan. Ia langsung to the poin menanyakan perihal Jidan yang mau ketemu dan berbicara.

"Kakak udah pesan minum?" Tanya Jidan, soalnya dia belum siap guys.

"Udah tadi sekalian sama lo, ice cappucino kan?"

"Eh ga usah repot-repot padahal ka" Jidan yang merasa malu.

"Wkwkwkw, lucu banget sih. Lo kangen gue ya ngajak ketemu" Nisa mengelus rambut Jidan.

Yang di elus malu-malu salting.

"Ya, bisa di bilang gitu sih hehehehe"

"Permisi, ini pesanannya" Pelayan pun datang memberikan dua minuman dan satu cake coklat.

"Terima kasih" Jawab Nisa dan Jidan berbarengan.

Hening, hanya ada suara seruputan dari Jidan, Nisa sih menunggu Jidan untuk berbicara.

"Anu kak" Akhirnya Jidan berbicara.

"Iya kenapa?"

"Aku langsung aja ya, gini aku suka kakak sejak pertama bertemu. Tapi, tapi kakak gausah jawab. Aku tau kakak lagi dekat dengan seseorang mangkanya Jidan mau ngungkapin perasaan Jidan ke kakak, soalnya kalau di pendam rasanya lumayan sakit mangkanya Jidan hari ini ajak kakak untuk ketemu" Jelas Jidan, tentu saja Nisa terkejut.

"Maaf ya Jidan kakak udah nyakitin hati lo"

Jidan menggeleng, "Engga, asal kakak bahagia sama pilihan kakak. Jidan ikut bahagia kok" Jidan tersenyum tulus ke arah Nisa.

Late - Huang Renjun ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang