27

59 12 2
                                    

Vote nya guys ✨🥺
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Clara saat ini sedang melihat dirinya di pantulan cermin, memandang dirinya yang menggunakan balutan dress berwarna hitam simple. Ya hari ini tepatnya Clara bertemu pria yang akan dijodohkan, ia tersenyum bukan berarti bahagia melainkan ia terpaksa menerima takdir ini. Acara ini pun di undur karena pihak keluarga laki-laki sibuk mengurusi perusahaannya, maka dari itu hari ini mereka akhirnya saling bertemu.

Clekk

Nampaklah kepala Jidan di balik pintu untuk memanggil kakaknya, "Kak tamunya udah datang, ayo kita sambut di depan pintu masuk"

Clara menoleh melihat adiknya hanya memunculkan kepalanya di balik pintu, Ia pun mengangguk dan menghampiri adiknya.

"Buset cantik amat" Jidan memuji kakaknya yang benar-benar terlihat cantik.

"Cih dari dulu juga gue cantik"

"Lo simple amat dek cuma pake kemeja?" lanjut Clara.

"Ya elah kak cuma makan malam doang yakali pake jas formal banget dah"

"Iya juga sih, yaudah ayo turun" ajak Clara ia mendahului Jidan.

Jidan hanya mengangguk dan menyusul kakaknya.

Benar, keluarga pihak laki-laki sudah datang, Clara dan kedua orang tuanya beserta Jidan menyambut kedatangan mereka.

Papah Clara bersalaman dengan kedua orang tua laki-laki itu dan berpelukkan karena ya mereka saling berteman satu sama lain. Jangan lupa Clara dan Jidan pun bersalaman dengan mereka, dan pandangan Clara tertuju kepada laki-laki yang akan dijodohkan sambil tersenyum.

"Hai Ra, lama tidak bertemu" Sapa Laki-laki itu.

"Iya, hai juga kak Malvin" Jawab Clara ramah kepada Malvin. Iya Malvin yang akan dijodohkan dengan Clara.

✨✨✨

Rendra saat ini berada di club milik temannya, ia pun baru kesini lagi jika pikirannya agak kacau. Tenang tujuannya bukan buat mabok tapi dia kesini agar terhibur saja liat orang lalu lalang menikmati pesta di dalam club. Ia kesini setelah jalan bareng bersama Zania. Ia pun selama berkencan dengan Zania, banyak melamun itupun membuat khawatir Zania pada akhirnya Zania memutuskan untuk sebentar saja kencan karena ia pikir Rendra butuh kesendirian. Kalau dipikir-pikir mereka terlalu sering bertemu.

"Kenapa lo?" Tanya seseorang sambil memberikan segelas soda kepada Rendra.

"Apa?" Rendra menerima gelas tersebut dan meminumnya.

Farizal selaku pemilik club dan teman Rendra semasa kuliah, ia berkacak pinggang melihat Rendra. "Lo setiap kesini pasti ada masalah Ren, oh ya btw gimana kabar Clara lo udah jadian kan sama dia kapan nih nyebar undangannya?"

Rendra tatap sinis ke arah Farizal, "Lo bisa ga si tanya satu-satu"

"Hahahah, lo kayak gatau gue aja. Jadi gimana?"

"Ckkkk, pertama gue kesini pikiran gue emang lagi kacau, kedua gue ga jadian sama Clara karena gue jadian sama orang lain, dan ketiga gue ga ada niatan buat ngundang lo" Terpaksa Rendra menjawab pertanyaan dari Farizal.

"Eh anjir lo jahat banget dah jadian sama orang lain, lo bukannya suka ya sama Clara?"

"Rasa suka gue ke dia beda Zal, gue sama dia cuma teman" Rendra meminum minuman itu kembali.

Late - Huang Renjun ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang