18

52 13 0
                                    

VOTE VOTE VOTE VOTE!
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

~Sore hari~

libur semester telah tiba, Jidan yang lagi santai sambil main games tiba-tiba terusik sama kakaknya yang baru saja pulang ke rumah setelah liburan bersama para karyawannya dan langsung menghampiri Jidan kemudian mengganggunya.

"Dek Lo kalo masih main, gue cabut nih stopkontaknya!" Clara berkacak pinggang di depan adiknya yang sedang bermain games di PC.

Jidan yang udah bete karena males ribut sama kakaknya lebih baik mengalah.

"Apa sih kak akhh malesin banget" Jidan mood bete.

"Lo punya utang sama gue!" Clara menyilangkan tangannya di atas dada.

"Utang apa? Gue ga pernah minjem duit lo"

"Utang cerita ke gue, lo pacaran sama Nisa?"

"Engga" Jawab Jidan singkat.

"Bohong, itu di twitter"

"Yaelah emang kalo gitu doang bakal mencerminkan kita pacaran?"

"Tapi, lo suka kan sama dia"

Jidan membatu, "Ga"

"Bohong, keliatan kali. Apa jangan-jangan lo udah confess?" Ini Clara mojokin adiknya terus, jadi kasian.

"Lo diem gini berarti udah, di tolak ya?" Lanjutnya smabil meledek.

"Belum juga gue jawab" Tatap ia sinis kepada Clara, tapi tiba-tiba Jidan langsung memberikan tatapan sendu.

Clara yang emang lagi di samping Jidan langsung memegang pipinya, "Ututututu, kacian adik kecilku di tolak"

"Kenapa emangnya kok bisa di tolak?" lanjutnya lagi.

"Udah punya gandengan"

"Akh elu kurang grecep sih confess nya"

"Ya mau gimana lagi, lagian dia udah suka sama cowonya udah dari lama, jadi besar kemungkinan kalo gue nembak dia dari dulu pun ya berarti sama aja gue bakal di tolak juga" Jidan menunduk sedih.

"Emang, pacarnya siapa?"

Jidan natap sinis kakaknya "Kepo banget deh lo"

"Biarin, namanya juga penasaran"

"Kakak ga bakal tau sih, namanya Ceilo"

Clara kaget, "Ceilo, Ceilo sepupunya Rendra maksud lo?"

Jidan heran dengan ucapan kakaknya. Clara tiba-tiba merogok kantong celananya dan mengambil ponsel kemudian dia tuduhkan sebuah foto ke arah Jidan.

"Dia bukan?"

Jidan melotot dan mengangguk.

Clara menahan tawanya, nasib adiknya sangat menyedihkan sekali.

"Sabar ya de, suatu saat lo bakal menemukan wanita yang pas buat lo"

Jidan hanya mengangguk lemas.

"Ngomong-ngomong kak, kita nasibnya sedih banget ya"

"Nasib apaan, tiba-tiba membahas nasib"

"Nasib soal percintaan"

Ah Clara langsung paham, iya juga ya apa kata adiknya. Sampai sekarang pun Rendra belum membahas soal percintaan mereka, mau sampai kapan Clara menunggunya. Soal Rendra, dia belum menghubungi Clara kembali terakhir Clara memberi tahu Rendra jika dia sudah mau berangkat naik pesawat saat ingin pulang selepas berlibur, tapi dia langsung memberi kabar kalau dia sedang sibuk soal pekerjaannya, mangkanya dia tidak bisa jemput. Sampai sekarang sudah hampir malam Clara belum dapat kabar dari dia, jadi agak khawatir.

Late - Huang Renjun ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang