30

49 10 0
                                    

Selamat Membaca~
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Keadaan sudah membaik, tentang berita Malvin dan Clara sudah berlalu. Sudah satu minggu berita itu tersebar dimana-mana saat ini pun mereka berdua bahkan disibukkan dengan persiapan pernikahan mereka, yang tadinya 1 bulan lagi jadi diundur 2 bulan lagi mereka akan resmi menjadi suami istri. Ternyata proses menuju halal lumayan ribet juga, ditambah Malvin kemarin-kemarin sempat sibuk dengan investor-investor perusahaannya, jadi dengan terpaksa pernikahan mereka diundur.

Mereka berencana akan menggelarkan secara tertutup agar acara tentram dan damai jika tidak ada media meliputi mereka.

Clara bahkan sudah tidak mendengar kabar dari Rendra, bukan mendengar lebih tepatnya tidak mau tau soal dia walaupun ada yang memberi tahu keadaannya. Seperti kemarin sepupunya Rendra yang berusaha memberi tahu keadaan Rendra, tentu Clara menolak untuk mengetahui keadaannya. Toh, dia sudah punya kekasih pastinya dia seharusnya bahagiakan? Jadi, Clara tidak seharusnya penasaran mengenai keadaan Rendra, saat ini ia fokus dengan kehidupannya yang sekarang bersama Malvin dan mengurus cafe miliknya.

Clara pun sudah kembali beraktifitas di cafe miliknya, pengunjung pun selalu ramai seolah tidak pernah bosan. Bahkan Clara membuat beberapa menu baru.

"Eheeeeyyy, yang bentar lagi nikah" Ledek Latif, ia baru saja datang.

Clara hanya memandang Latif dengan jutek.

"Brrrr serem banget neng tatapannya sampe merinding" Latif pun duduk di tempat kerjanya.

"Tumben lu akhir-akhir ini telat" Vlara mengaluhkan pembicaraan

"Wow ceritanya gue di interogasi sama bos nih?" Ledek Latif.

"Jawab sebelum gue lempar kotak pensil ini?" Clara memegang kotak pensil yang berada di sampingnya.

"Santai dong, sorry gue nganter pacar dulu jadi sering telat hehehe"

"Gaya punya pacar, kerja di mana pacar lo? sampe lo kesini telat hampir satu jam"

"Hehehe, kerja di antek cafe cabang kota C"

"Heh yang anak baru, dia pacar lo? Gila, itukan jauh banget, mana ujung. Lo niat banget ternyata nganterin dia?"

"Ya gimana orang bucin, lo sendiri yang kasih posisi dia disana"

"Najis, lagi butuh banget jadi gue kasih posisinya disana, lain kali kalo ada apa-apa bilang dulu sama gue, Emang dia orang sana apa gimana?" Clara nanya sekaligus ke Latif berasa sedang di wawancarai.

"Iya Ra siap, kita tetangga cuma beda beberapa rumah aja sih. Ga apa-apa Ra, lagian dia seneng banget bisa kerja"

"Bagus deh, dia masih kuliah semester awal kan. Semoga ga terganggu antara kerja dan kuliah"

"Ga akan, karena ada gue yang kasih dukungan" Latif merasa bangga.

"Cihh, bucin. Udah sana kerja, nih berkas pengeluaran gue mau pergi ke cafe cabang buat pemeriksaan" Clara beranjak, kemudian memberikan berkas kepada Latif.

"Okey, siap bos, hati-hati" Latif pun melaksanakan tugasnya.

Clara hanya mengangguk dan pergi.

Clara hari ini memang jadwalnya pemeriksaan setiap cabang cafe miliknya di bagian admin takutnya ada kecerobohan atau keluhan dari karyawan lainnya.

✨✨✨

Zania saat ini sedang duduk manis di dalam sebuah ruangan sambil menunggu Rendra, dia sekarang berada di ruangan milik Rendra. Hanya saja Rendra saat ini sedang rapat. Zania memandang sebuah kotak bekal untuk Rendra ia tak sabar untuk mencicipinya bersama Rendra. Sudah menunggu satu jam akhirnya Rendra memasuki ruangan tersebut sambil tergesah-gesah.

Late - Huang Renjun ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang