31

55 7 2
                                    

Selamat Membaca~
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Jaredddddd" Teriak Syila, inget ya Syila itu Fanny.

Jared yang di panggil menoleh, "Apa Bub?"

Mereka berdua ini ceritanya lagi kencan, kebetulan mereka baru selesai jalan-jalan mencari makan, karena bingung mereka mau kemana lagi. Akhirnya Syila mengajak Jared untuk menonton KKN desa penari. Tapi, Jared nolak dia ingin menonton film Doctor Strange. Sekarang mereka lagi berantem kecil soal perkara ini, mending nonton pilihan Syila atau Jared. Pada akhirnya mereka main games dan yang kalah Syila.

Mereka masih berada diparkiran tepatnya di dalam mobil setelah selesai makan.

Jared lagi mesan tiket di aplikasi, tapi Syila merengek terus perkara dia kalah dari games.

"Nonton KKN dulu yak"

"Kan kita udah sepakat, sekarang doctor strange besok KKN"

"Tapi aku penasaran banget sama filmnya, kamu gamau ngalah gitu?" Syila Cemberut

Jared memutar balikkan bola matanya, batinnya berteriak. "Lemah gue lemah, terlalu imut terlalu imut"

"Okey okey, kalo gitu kamu nonton KKN aku doctor. Adilkan?"

"Ih kamu mah" Syila ngambek, Jared udah ga kaget sih liat tingkah Syila yang berbanding terbalik dari sifat Fanny yang di cafe, aslinya cuy imut gemes manja gitu, ini yang Jared suka.

Jared tersenyum sambil mengusap rambut Syila dengan lembut, "ih gemes banget sih kamu, aku udah pesan tiketnya kok yang KKN" Jared setelah bilang gitu dia siap memegang kemudi mobil.

"sama kamu kan?"

Jared hanya mengangguk.

"Asik, makasih sayang," Cupp, Tiba-tiba Syila mencium pipi kanan Jared. Tentu si empu yang kena ciuman kesenengan.

"Bub, Please jangan cium aku tiba-tiba. Kena serangan deg deg nih jantung aku"

"Apa sih lebay, ayo ah kita pergi"

"Hehehe, okey"

Mereka pun pergi.

←_←→_→

Angin sepoi-sepoi mengibasi rambut seorang pria yang berada di atas rooftop, tidak ada seorang pun menemani dia di atas sana. Ia memandang sekitar yang dipenuhi gedung pencakar langit. Di mulutnya ia menghisap benda panjang, ia capit dengan tangannya dan muncullah sebuah permen merah dengan bentuk bulat. Ia menghela nafas seperti ada beban pikiran yang berada di otaknya.

"Nasi sudah menjadi bubur, sekalinya jatuh cinta malah sama sodara sendiri. Nasib oh nasibnya diriku"

Ia merajuk dengan sendirinya, Haesan nama pria itu. Ia sedang beristirahat dari pekerjaannya yang sangat sibuk, pikirannya terbesit ingin mencari angin maka dari itu ia pergi ke rooftop sendirian.

"Wah tinggi banget ya ternyata gedung ini" Haesan memandang ke bawa melihat orang-orang yang lalu lalang sangat kecil jika dilihat dari atas gedung.

Tanpa diduga ada seorang yang membukakan pintu, orang tersebut terkejut dengan posisi Haesan yang ambigu.

"Pak pak oy pak aduh aduh" Panik orang itu, sambil berlari ke arah Haesan dan menariknya untuk menjauh.

Beggg

"Aduhh!!"

Haesan yang kaget tersungkur ke bawah karena di tarik oleh orang lain, sampai permen yang ia pegang erat ikut mental entah kemana.

Late - Huang Renjun ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang