29

58 9 0
                                    

Selamat Membaca~
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Hari minggu, di siang hari mejelang sore.

Sesuai janji Malvin mengajak Clara untuk berkencan, Malvin mengajaknya ke sebuah taman bukit. Hamparan hijau yang bergoyang di tiup angin, udara sejuk membuat hati Clara tenang. Mereka pernah kesini sewaktu pacaran dulu, dan Malvin mengajak kembali ketempat ini.

Dulu sewaktu mereka kesini, suasana masih sepi sekarang banyak para pengunjung bahkan ada sport foto di sekitar sini, mungkin warga disini membuat itu agar tempat tersebut ramai dan menikmati suasana sekitar.

"Mau foto?" Ajak Malvin kepada Clara.

"Foto berdua?"

Malvin mengangguk, ia pun menyimpan tripod kamera di depan mereka. Ia mengutak-atik kamera agar bisa di timeline. Serasa cukup mereka pun berfoto bersama.

 Serasa cukup mereka pun berfoto bersama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hanya gambaran saja*

Serasa cukup, mereka sedang menggelar tikar ya anggap saja piknik. Sebelum kesini mereka membeli beberapa cemilan untuk mengganjal perut.

Mereka cukup bahagia, Clara pun merasa tenang bersama Malvin seolah ia lupa dengan kejadian kemarin.

"tiba-tiba jadi inget, kakak pernah terpeleset saat mau turun dari bukit" Clara membuka obrolan setelah mereka selesai menggelar tikar. Clara mengingat kejadian dulu, saat mereka berpacaran.

"Eh, masih inget ternyata"

"Hahaha, lucu banget waktu itu kayak main prosotan"

"Tapi setelah itu lo juga ikut jatuh"

"Iya bener, pulang-pulang baju pada kotor"

Malvin tersenyum, "Ra"

"Iya?" Clara menengok ke arah Malvin.

"Cantik, kamu cantik kalau senyum gini. Cantik banget, gue bersyukur bisa kembali sama lo" Mavin tersenyum senang.

Clara malu-malu, "Makasih buat pujiannya"

Malvin mengusap kepala Clara dengan lembut,"Btw, sekarang panggilnya aku kamu ya?"

"Iya senyamannya aja" Jawab Clara

"Ra, mau bilang sesuatu" Malvin memandang Clara dengan intens.

Clara pun memandang Malvin.

"Aku sayang kamu, kita mulai dengan kebahagiaan. Aku beruntung bisa dijodohkan dengan kamu, aku cukup senang. Mari kita menjalani hubungan ini dengan baik, ini memang terlalu cepat tapi aku tidak sabar ingin selalu berada di sisi kamu, jadi" Tiba-tiba Malvin mengeluarkan sebuah kotak.

Late - Huang Renjun ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang