Jangan lupa vote dan follow
Vote ny untuk uang parkirCuaca siang tadi sangat terik. Memaksakan Eza mendorong motor nya dengan berteteskan keringat yang mengucur deras. Ban motor nya bocor, saat pulang sekolah. Dan, alhasil ia pulang dengan mendorong motor.
''Bengkel dimana sih!" Decakan yang kesekian kali kini terdengar. Jarak rumah dengan sekolah memakan waktu 35 menit, apabila berkendara.
Namun beda lagi dengan Eza yang mendorong motor nya. Bahkan seperti nya sudah memakan waktu 1 jam.''Apa gue telfon bang Satria aja ya?'' Monolog nya. Hari sudah petang. Rumah rumah warga sudah bertutupan. Ba'da magrib telah datang, didengar dari azan Magrib yang berkumandang.
'Sedang berada dipanggilan lain... tuttt tuuttt'
''Hih! Malah telfon-nan sama siapa sih! Kagak tau apa gue butuh dia.'' Decakan Eza terdengar. Dengan muka yang sudah lelah ditambah dengan sikap Satria yang menurut nya menyebalkan. Jadi lah ia memanyunkan bibir nya dengan sebal.
Dicoba nya menghubungi Noval, yang hanya bercentang satu. Ayah dan bunda nya juga tak luput dari permintaan tolong Eza. Namun, dari semua nya tak ada yang cepat merespon nya.
''Aduhh.. duhhh'' Eza mengehtikan aktivitas nya. Dikala area kaki nya terasa nyeri.
''Shhhh... sakit banget" sepontan Eza memegang area yang menjadi titik berkumpul nya rasa sakit itu.
Eza mulai mengatur nafas nya. Perlahan lahan nyeri nya kian memudar. Namun, tak urung hilang.
Eza melanjutkan mendorong motor, dengan tekad yang kuat dan juga badan nya yang ingin di istirahat kan. Membuat nya dengan sekuat tenaga mendorong motor nya.
~~°●°~~
''Mara kemana Eza?" Wajah yang sering berseliweran di berita berita di televisi itu menatap serius istri nya.
Mara yang sudah merebahkan badan nya, di sofa pasutri itu melangsungkan acara skincare an nya.
''Entah, gue ga liat dari tadi pulang.''Ares mengehela nafas pendek. ''Tu anak pulang sekolah main dulu apa ya? Awas aja sampe nilai tu anak anjlok, gara gara banyakan main.''
Mara mengangkat bahu nya acuh. Membuat Ares mendudukan nya disamping sang Istri, dan mulai bersandar kebahu sang istri. Yang menyeruakan harum Coffe.
''Ck... gue lagi skincare an, Ress... jangan gangu dulu ihhh...'' Dumelan Mara kini terdengar. Mara tak akan membiarkan Ares merusak acara maskeran nya.
Ares tak mengubris ucapan sang istri. Ia hanya fokus mendusel ke celuruk leher istri nya. Bau khas yang menyeruak membuat nya candu.
Mata indah Mara menangkap sosok putra Bungsu nya yang datang dengan raut muka lusuh dan pasti nya murung.
''Eza!"
Panggil Mara pada Eza, dan secara cepat Ares membenarkan Posisi nya yang tak elit apabila dilihat oleh anak anak.
''Dari mana aja kamu?"
Kini yang mengajukan pertanyaan bukan Mara melain kan Ares dengan tatapan mengintimindasi.
''D-dari pulang sekolah yah..'' ucap Eza dengan gugup.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vlaeza Roman (End)
General FictionSelamat datang hal baik :) Ombak pantai tak akan sangup menerpa kokoh nya karang, tapi air laut yang berdampingan mampu mengikis karang secara perlahan. Dan Mentari akan selalu jadi mentari tak dapat mengantikan peran nya bulan, begitupun dengan dir...