9. 'Thanks saran nya, Bang.'

2.8K 313 36
                                    

Jangan lupa Vote dan komen
Tolong bantu Share cerita ini ya🙏

Senja sudah datang, burung burung berterbangan untuk menuju sangkar. Hawa nya yang begitu sejuk, kala usai diguyur hujan. Dan kini Eza sedang membujuk sang abang untuk pergi membeli bakso bakar mang jajang.

''Bang... Ayo lah...''

Puppy eyes sudah Eza perlihatkan namun tetap saja pada pendirian, Satria menolak mentah mentah ajakan.

''Beli sendiri kan bisa sih, Za!"

''Alah.. sama bang Sat enak..''

''Ck! Hilih, bilang aja lo kagak ada duit buat beli kan?" Tanya Satria menaik kan alis nya.

Eza secara spontan langsung menampak kan giginya. Ia tersenyum kikuk. Sialan siasat nya sudah ditebak sang abang. ''Abang kan baik dan tidak sombong.''

''Kalo ada mau aja lo"

"Bang, pliss.. gue ngidam banget ini.''

''Yaudah cepet! Gue tunggu digarasi.''

''Mang jajang ya!"

Yes! Eza terpekik girang. Ia segera kekamar nya untuk bersiap siap. Celana training dan juga hodie marun menjadi outfitnya kali ini. Senyum tak henti henti nya terpatri diwajah putih nya.

''Dah! Yok gass!"

Satria memutar mata nya malas. Mobil yang mereka tumpangi adalah mobil pribadi, yang ayah mereka berikan pada Satria saat ulang tahun. Dan bisa dibilang kalau mobil yang diberikan tak kaleng kaleng harga nya. Fantastis.

Satria menyetir dengan baik dan benar, disepanjang jalan Eza bercerita. Lebih kearah dunia bakso bakar ran. Kata Eza bakso bakar yang paling terenak selama ini masih dimenang kan oleh bakso bakar mang jajang. Eza seperti dibius oleh rasa nya.

Tak terasa berceloteh ria, Mereka telah sampai diwarung mang jajang. Dengan kios yang tidak terlalu besar, disana tetap terasa nyaman. Bagi Eza yang memang sudah langganan.

''Mang jajang, bakso bakar edisi sepesial untuk Eza ya.'' Ujar Eza.

Eza berjalan menuju bangku tunggu yang sudah disediakan. Satria menunggu didalam mobil, asik bercelutak dengan handphone nya.

''Siap den... edisi sepesial untuk den Eza.'' Kata mang jajang dengan sigap mengambil beberapa puluh tusuk, lalu mulai membakar nya diatas bara api. Kipas anyaman memberikan rasa yang khas.

Setelah beberapa menit menunggu akhir nya bungkusan bakso bakar yang dibumbui saus kacang berserta bawang goreng sebagai toping kini siap dinikmati.

''Ini mang.." Eza sambil menyodorkan uang lima puluh ribu. Mang jajang menerima nya dengan senang hati.

''Terimakasi, den.''

''Sama sama, Mang.'' Setelah mengucapkan itu Eza kembali masuk kedalam mobil Satria. Disana Satria sudah tertidur dibangku pengemudi, dengan handphone tergeletak dibawah.

''Buset, Bang Sat.. ditinggal bentar udah molor..''

Eza mengoyangkan bahu Satria pelan. Melihat orang berlalu lalang menuju kemasjit untuk menunaikan sholat magrib berjamaah. Satria tetap tidak bangun.

''Bang Satria...." Bisikan lirih di telinga kiri membuat bulu kuduk Satria berdiri. Dan benar saja Satria terbangun.

''Eza, lo bisikin gue ya?" Tanya nya bingung. Bangun bangun didapati ada Eza disamping nya.

Vlaeza Roman (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang