16. Hukuman Bunda

2.6K 275 38
                                    

Ayo..
Vote dulu! Aku maksa!

Pagi-pagi buta pintu  kamar Eza digebrak dengan kuat. Dengan malas Eza bangun. Langkah nya tertatih, kala pintu terbuka menampilkan sosok perempuan yang sangat ia kenal.

Bunda!

Entah kenapa, sejak kemarin dia dimarahi. Eza menjadi sangat takut pada bunda. Mara bersedekap dada. "Baru bangun? Udah siang bukan nya bangun malah masih males-malesan! Mau jadi apa kamu? Otak pinter Enggak, mau males malesan."

Mara melengos meningalkan Eza sendiri dalam lamunan nya. Nyawa nya belum terkumpul, mata nya melirik kearah jam dinding yang bertengger.

Jam 4 subuh! Apa kata bunda nya? Siang! Ini yang tak tau waktu Eza atau bunda?

Dengan langkah yang sedikit oleng, dia berusaha  berjalan menuju dapur. Disana dia melihat Bunda yang sedang memotong wortel. Dahi mengenyit, dimana kah bibi?

"Bibi kemana, Bun?"

"Sudah Bunda pecat."

Eza melotot tak percaya! Bagaiamana mungkin. "Memang nya bibi kenapa kok dipecat?"

Mara menghentikan potongan terakhir dengan suara yg dibesar kan. "Ada kamu disini guna nya apa? Kalau bukan untuk bantu-bantu! Udah deh gak usah banyak tanya. Mulai sekarang kamu yang beres beres rumah,"

"Mulai nyapu, ngepel, nyetrika, nyuci, dan yang lain nya. Oh iya, nyiapin makanan untuk sarapan dan juga makan malam juga kamu. Kamu tau kan Bunda sibuk? Kamu gak keberatan kan? Za?.."

Eza mengeleng, "Sampai bunda nemu pembantu baru kan? Kalo ada batas waktu nya mah Eza gak papa," dia tersenyum dengan sangat bodoh nya.

Mara menoyor kepala Eza dengan sedikit kencang. "Bunda gak akan Sewa pembantu lagi. Eza kan bisa ngelakuin semua nya, kenapa harus nyewa?" Mara berucap dengan lancar nya, "Siap gak siap kamu harus ngelakuin itu."

Eza merasa kelu untuk berbicara. Dia hanya bisa menganguk menyetujui nya. "Bunn?" Mara sontak menengok, "Kalau masak Eza belum bisa. Ja---"

"Ya itu tujuan bunda, biar kamu itu mandiri. Kamu bisa coba cari tutorial di youtube atau apa lah seterah. Yang penting harus enak dan ya higenis tentu nya." Mara menaruh pisau yang dia pegang. "Ini lanjutin, bunda mau lanjut tidur. Pagi nanti  bunda ada rapat."

Eza menatap kepergian bunda nya dengan dramatis. Ia mengembil pisau, lalu menirukan gaya potongan yang sebelum nya bunda buat.

Satu potong..

Dua potong..

Dalam benak nya Eza berpikir, ini mau membuat apa? Terlintas nya dalam otak. Sayur bening, mungkin itu sayur yang sering dibuat untuk pemula dalam bidang dapur.

Diambil nya Kol, Kentang dan Labu siam. Untuk labu siam dan Kentang, dia potong berbentuk dadu. Dan untuk kol dia bagi beberapa bagian.

Eza menuju kebagian bumbu, diambil nya bawang merah dan bawang putih, masing masing dua siung. Dan juga ditambahkan nya garam dua sendok teh.

"Ini dikasih cabe apa enggak ya?"

Dia nampak menimang, "Yaudah lah ya, dikasih aja. Lagian pada suka pedes kok." Akhir nya Eza tambahkan cabe rawit 3 biji. Lalu ia memanaskan air yang dituang dalam panci.

Vlaeza Roman (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang