10. Pantai

2.5K 275 13
                                    

Jangan lupa vote dan komen..
Tolong bantu share yaa🙏

Hamparan pasir putih dengan gelombang air yang berdeburan, menciptakan bunyi khas. Tempat dimana ia menenang kan diri. Langit senja telah menampak kan warna nya, membuat hati terpana menatap nya.

Sudah sedari pagi Eza disini, ia memutuskan untuk datang pagi pagi, dan tidak izin kepada bunda. Melihat bunda nya yang sibuk dengan kondisi Satria. Bukan nya benci atau apa, Eza tak ingin menggangu.

Di dampingi dengan snack dan juga beberapa minuman dalam botol, Eza tak bosan bosan menatap sang senja.

"Senja itu indah ya,"

Tatapan Eza yang tadi nya menatap matahari tengelam, kini menoleh kesumber suara. Didapati nya gadis dengan rambut sebahu.

Gadis itu duduk disamping Eza, lalu mengambil minuman yang masih bersegel, membuka nya lalu menegak nya. Eza menatap sinis si gadis.

''Gak sopan." Celetuk Eza.

Gadis itu terkekeh pelan, "lo, gue lihatin dari tadi."

Eza langsung menatap sinis gadis itu, "Ngapain lo lihatin gue?" Ujar nya dengan nada ketus. "Lo naksir gue ya?"

"Kepedean anjirt!"

Eza lantas tertawa, sebenera nya Eza mudah menerima orang baru disekitar nya. Ya, walau gadis tadi tidak sopan namun Eza dapat melihat bahwa gadis ini gadis yang baik.

Gadis itu menyodorkan tangan nya, berjabat tangan. "Kenalin nama gue, Tasya sabrina."

Eza menerima jabatan tangan itu, "Gue, Vlaeza Roman."

"Nama lo keren."

"Pasti pangilan lo lae ya?"

Eza lantas tertawa mendengar penuturan Tasya. "Nama panggilan gue Eza, ngadi-ngadi lo, masa ia dipangil Lae."

"Healah... tapi gue pangil lo Lae gak papa kan?" Eza dibuat bungkam dengan penuturan Tasya. Dia adalah gadis aneh yang tiba tiba datang lantas memangil nya dengan pangilan Lae.

"Boleh, nama nya lucu kaya gue." Eza terlalu kepedean, membuat Tasya ingin muntah dihadapan nya.

Tasya mengaruk pelipisnya yang tak gatal, "lo panggil gue siapa?" Tanya nya meyakin kan,  Tasya adalah tipe gadis yang suka hal hal romantis. Ya, sebenarnya ini tidak wajar, hanya dua orang asing yang berlawanan jenis lalu berkenalan, dan kini ia menanyakan pangilan tersendiri.

Eza tampak berpikir pikir, mengerutkan alis nya. "Gue panggil lo, Nana?" Ujar nya. "Gimana? Boleh gak?"

Tasya menganguk antusias. "Gue suka nama pangilan itu."

Kedua nya tengelam dalam pikiran nya masing masing, menatap sang matahari yang kini telah tengelam.

"Na.. btw lo umur berapa?"  Tanya Eza memecah keheningan.

Tasya menoleh, "Coba tebak."

"15?"

"Salah...''

''14?"

''Salah.."

"Ck.. berapa sih!" Eza berdecak tak sabaran.

Tasya tertawa pelan dengan tangan yang menutupi mulut, "Muka gue kelihatan muda ya? Padahal gue udah umur 18 tahun."

Peryataan Tasya membuat Eza terdiam sesaat, "Serius lo?" Tanya nya meyakin kan. "Sumpah gue kira lo, bocil SMP yang caper jalan kesana kemari cari cowo."

Vlaeza Roman (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang