24. Ancaman Satria

2.3K 283 46
                                    

Yowepee gess
Aa aku kembali
Terima kasih yang sudah ngigetin untuk update😁😍

Yo jangan lupa Vote dan komen nya.
Agar semangat nulis nya.
Anda senang saya jauh lebih senang...

Mereka sepasang kekasih yang bercanda gurau dimeja makan, ya siapa lagi? Satria dan Sabrina lahh. Eza di jadikan nyamuk oleh kedua nya. Dihadapan mereka terpampang berbagai macam makanan. Sabrina lah yang membawa nya.

Ares dan Mara menatap hangat kedua nya, "Sasa  ngambil jurusan apa nak?" Mara memecah keheningan.

Sasa menoleh, lalu menganguk, "In sya allah, kalo keterima di kejurusan kedokteran bun," Satria tersenyum bangga. "Calon istri Satria ngambil kedokteran, Satria ngambil kedokteran juga. Cocok lah," Dia tertawa bangga diakhir.

"Bang Sat, jadi ngambil itu to?" Tanya Eza, pasal nya sebelum Satria kecelakaan. Dia bilang ingin menjadi pilot, namun sekarang malah oleng. Satria menganguk, "Kamu mau jadi apa Za?" Tanya Satria dengan penuh perasaan penasaran.

"Halah paling juga jadi penganguran, gak ada bakat dan gak ada potensi di bidang apapun," Ares bikang dengan penuh penekanan dan melirik sang empu yang di tanya.

Seketika hening, keadaan cangung menyelimuti. "Eza mau ngambil jurusan sastra indonesia aja."
Jawab nya mantap, walaupun ada rasa ragu dalam hati nya.

Ares berdecih, meremehkan. "Mau jadi apa nanti nya Za? Mending yang pasti pasti aja. Kaya abang kamu tu. Dia udah pinter plus mau masuk kedokteran lagi. Udah pasti sukses hidup nya."

"Lain lagi kalo kamu,"

Ares berbicara tanpa di filter, Eza bungkam seribu bahasa. Dia melirik kearah abang nya dan juga bunda nya. Mereka nampak acuh. Terlebih lagi disini ada Sasa. Dia sangat malu.

Mara nampak mengambilkan nasi untuk suami nya, begitupun dengan Sabrina yang mengambilkan nasi untuk Satria. Eza, sendiri lelaki yang mandiri yang mengambil nasi sediri.

"Dulu adek kamu itu lucu lo Ko, dia tinggat kepedean nya tinggi. Mana lagi suka sendirian di pinggir pantai. Kaya anak ilang," Sasa tertawa pelan, mengingat kembali kelucuan Eza.

(Ada di part Pantai)

Eza  malu, urat malu nya sudah putus. Sialan bisa-bisa nya Sasa membongkar hal yang memalukan itu. "Y-ya gimana y--"

"Udah sayang gak usah dibahas lagi, ayo makan. Nanti keburu dingin," Satria memotong Ucapan Eza.

Eza kembali menganguk, memakan makanan nya dengan cepat. Sungguh kali ini makanan yang tersaji adalah makanan kesukaan Satria. Ada udang tumis dan jus jeruk lalu tongseng kambing dan juga sambal kentang.

Eza mencari aman saja, dia mengambil sambal kentang saja dengan nasi. Mara memperhatikan nya sedari tadi. "Di cicip semua aja Za, kasihan lo mbak sasa udah masaki. Masa gak dimakan, iyakan mbk?"

Sasa menganguk, "Iya Za, gak mbak kasih racun kok, tenang aja." Sasa tertawa pelan dan kembali menyuapkan nasi kedalam mulut nya.

Eza menganguk lemah, "Emanga gak dikasih racun sih, tapi kan aku ga sukaaa." Batin nya mendominasi.

Dengan terpaksa dia mengambil nya. Hanya sedikit saja. Menyendokan semua nya masuk kedalam mulut, rasa nya dia ingin muntah detik itu juga. Aroma tongseng kambing yang membuat nya mual. Namun dia tahan agar tak membuat jijik semua nya.

Vlaeza Roman (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang