(*_*)
Vote uy follow kalo boleh🤓
Aku mau puitis dikit :)
Banyak NarasiApa yang menyakit kan dari pada kehilangan? Ditinggal kan seseorang dan belum mengucapkan selamat tinggal. Sakit, itu wajar. Yang tak wajar itu penyesalan atas apa kehilangan itu terjadi.
Kini, esok atau lusa. Raga nya akan terus hampa, dalam renung hati nya dia selalu berdoa. Dihadirkan sesorang yang sama..
Yang telah pergi atas apa yang dia perbuat..
Hembusan asap dengan kandungan nikotin tinggi, mengepul terbang terbawa angin. Helaan nafas pemuda dengan usia 26 tahun itu terdengar berat.
Satria Ikonanda. Nama itu, nama seorang yang pernah kehilangan. Sampai dia benci akan kehidupan, marah akan takdir, dan menangis karena kehilangan. Ingin menyalahkan, tapi kepada siapa?
"Mas, makan dulu."
Nada yang lembut mengalun, suara sang istri membuyarkan angan angan nya. Dia menoleh kebelakang, dan tersenyum lalu menganguk.
"Ayo makan bareng Sayang," tawar nya lalu dianguki oleh istri nya.
Satria, sosok pria yang dulu menjadi tempat keluh kesah sang mentari. Kini sudah memiliki istri. Kekasih nya dulu, Tasya Sabrina. Pujaan sang mentari juga..
"Kamu kenapa mas?" Tatapan nya tak dapat menjabarkan apa yang dirasa sang kekasih. Satria mendongak menatap teduh sang istri, "Keinget," senyum itu hadir lagi. Senyum yang Tasya benci.
Senyum kesedihan atas luka yang mendasar, dia tau itu. "Belajar ikhlas mas, kejadian nya udah lama.... tujuh tahun mas, tujuh tahun kamu masih belum bisa lupain? Ayo mas jangan siksa diri kamu sendiri,"
Satria mengeleng, "Iya tujuh tahun, dan tujuh tahun itu aku belum bisa ngelupain dia sayang.. adik aku, Eza, waktu tujuh tahun bukan hal yang singkat, memang aku menyadari itu, tapi rasa sesal ku yang teramat tujuh tahun bagaikan hitungan jam.."
"Aku belum bisa, luka nya masih terasa. Bagaimana dia terjatuh, bagaimana rintihan nya, bagaimana ayah memperlakukan dia. Aku masih inget," pandangan nya keatas, menghalau air mata yang siap lolos kapan saja. "Aku masih ingat, makanan kesukaan nya, bakso bakar mang jajang. Aku ingat semua tentang nya,"
"Lalu bagaimana aku bisa lupa? Kasih tau aku sesuatu sayang, aku menyesal.."
Usapan lembut di bahu menenang kan nya, tapi rasa bersalah masih tetap hingap di dada nya sampai akhir hayat menyapa nya.
Banyak yang berubah, hampir semua nya. Bagaimana hidup nya tanpa kehadiran sosok mentari itu lagi. Bagaimana keluarga ditinggal kan rasa sesal yang mendalam.
Andai..
Andai waktu bisa di putar, akan ku hapus memori buruk yang pernah di hadir kan dalam ingatan mu.
Sungguh..
Sekarang hanya apa? Tangisan pilu.. mengingat salah yang belum termaaf kan, dihantui bayang bayang kesalahan dan juga kebodohan di masa lalu.
Tujuh tahun dia telah tiada, rasa nya masih sama. Hampa dan tanpa nyawa.
Ayah dan bunda nya berada di rumah, selalu melamun. Apalagi ayah nya, Ares. Lelaki itu selalu duduk di bangku belajar adik nya. Menatap bingkai poto sang adik yang terpampang gamblang di atas meja.
Poto dengan gigi yang menghiasi senyum nya. Rasa nya tawa itu begitu lepas, terlihat tak ada beban. Memori nya berputar ke kejadian itu. Semua nya begitu nyata, walaupun dia berharap kalau ini hanya mimpi....
"Ayah minta maaf, Nak."
Poto itu akhir nya di dekap dengan erat oleh Ares, tangis nya mengisi ruang yang semula hening menjadi terisi. "Maafin ayah, piala kamu ayah hancurin ya? Maaf.."
Tangis nya tambah pilu kala melihat note yang di tempel di dinding dekat meja belajar.
Harus jadi yang pertama..
Jadi yang kedua itu gak enak :)
Harus sempurna..
Jangan ngeluh..
Semangat aja..
Sampai waktu nya tiba..Begitu lah isi dari note yang Eza tulis. Mata nya terlihat sembab, tubuh kurus, rambut yang telihat panjang dan tak teratur. Mendeskripsikan betapa tersiksa nya dia akan kehilangan.
"Mas?"
Suara yang dulu memekak kan telinga kini sudah redup dimakan usia. Wajah yang dulu kencang kini sedikit menirus dan bergelombang.
Mara menatap miris suami nya, dari kejadian itu dia dan keluarga merasa kehilangan. Menyesal seumur hidup. Begitupun diri nya, rasa bersalah tanpa tau ingin kemana meminta maaf itu sangat menyiksa.
Kini dia hanya bisa berdoa, semoga yang telah pergi memaaf kan dan mengikhlaskan apa yang terjadi. Sedih.. yang tak berhujung... sampai entah kapan rasa itu terputus, kini Mara hanya bisa berdoa untuk itu semua..
Dia menyesal, sungguh..
Tbc
Cuaks..
O_OGimana bestiyyy??
Kata kata nya jos tidakk..
Hahahah..Alhamdulilah..
Story ini resmi selesai 🤝Eza udah bahagia melalui takdir nya, dan takdir juga yang mengajarkan apa itu arti kehilangan.
Semua nya berjalan sesuai poros nya.Jangan saling menghina antar sesama! Sesempurna apapun diri mu, karna kalau sudah kun fayakun.
Maka hancur lah.. apa yang kau rencana akan berujung sia-sia.Selalu lihat ke bawah, lihat orang di bawah mu. Sudah kah bersyukur? Jangan ukur kebahagian mu dengan kebahagian orang lain. Karena sejati nya, kebahagian orang itu berbeda.
Aku disini mau bilang makasih banget buat kalian yang udh dukung, udh semangatin, udah komen buat up, udah mau baca ini cerita gabut.
Kalau kalian suka, boleh bantu share gak? Biar banyak orng yang masuk ke dunia Eza, merasakan emosi yang ingin mencubit hati saya emuehehehe...
Sampai selesai ini cerita.
Sumpahh ga nyangkaaaaaa huaaaa Ezaa aku pengen nangis, salting brutall sampe salto trus kayang...
Kalian kalo komen mood banget woe😭
Aku bales nya random banget ya?
Ga tau deh, aku emng prik si🥸Ada yang mau disampai in untuk aku?
Eza?
Ares?
Mara?
Satria?
Senin 17-10- 2022, 19.50 wib
Lubuk raja, palembang
Yesi Nurintan.Terima kasih banyak alll, love yuuu.
Hug jauhhh
🤗🤗🤗See you next story😍
KAMU SEDANG MEMBACA
Vlaeza Roman (End)
Fiksi UmumSelamat datang hal baik :) Ombak pantai tak akan sangup menerpa kokoh nya karang, tapi air laut yang berdampingan mampu mengikis karang secara perlahan. Dan Mentari akan selalu jadi mentari tak dapat mengantikan peran nya bulan, begitupun dengan dir...