22. Tawa nya mulai mengudara

2.4K 266 46
                                    

Yokopettt
Vote untuk parkir!

"Eza nya ada bang?"

Arga berdecak sebal, "Tidur! Kenapa nyari in? Tumben."

Dapat didengar helaan nafas yang berderu, Ares laki-laki itu menelfon Arga pagi-pagi buta. Menanyakan keberadaan Eza.

"Eza suruh kerumah dulu bang, ini Satria sakit gara-gara ditinggal sebulan ama Eza. Sumpah tu anak buat susah aja,"

Arga memutar mata malas, "Jadi?"

"Ya lo kerumah lah anjing! Bawa Eza biar ketemu sama Satria. Abis itu kalo udah selesai lo bawa lagi juga ga papa."

Arga mengeram tak teriman "Eza bukan Barang Ares! Dioper kesana, dioper kesini. Lo udah bapak-bapak tapi gak ngotak! Lo harus adil Res."

"Gue udah adil lo bang."

"Adil pala lo peang, kalo papa tau sifat lo ke anak gini. Dia pasti akan marah besar sama lo, merasa diri nya gagal jadi seorang ayah. Ayolah Res berubahh.."

Terdengar decakan tak suka disebrang telfon sana, Arga menghela nafas panjang, "iya bang lo paling bener, pasti ayah bakalan kecewa sama gue. Secara kan lo anak kesayangan nya. Gue si bukan. Udah lah  Bang! Eza itu anak gue, hak gue dong mau diapain. Suruh Eza pulang cepet. Jam sepuluh dah harus dirumah."

Tut..

Panggilan terputus, Arga mengusak surai nya kasar. Dari dulu adik nya tak pernah berubah. Selalu memilikii pikiran bahwa orang tua mereka pilih kasih. Nyata nya Tidak seperti itu.

Ares kecil hidup nya sangat manja. Ingin itu ingin ini dituruti oleh sang mamah. Berbanding balik dengan ayah nya yang justru menekankan sikap mandiri pada anak nya.

Takut terlarut dalam lamunan nya, Arga berjalan menuju lantai bawah. Untuk sarapan dan memberitahukan Eza akan hal ini.

"Pagi semua."

"Pagi," jawab mereka serempak

Risa, wanita itu berdiri, mengambilkan nasi untuk suami nya, lalu menaruh beberapa lauk pauk. Arga tersenyum hangat lalu mengecup pelan kening sang istri.

"Makasih sayang." Hanya dibales senyuman indah oleh Risa.

Saat adegan kecup kening berlangsung, Ibram langsung menutup mata Eza. Lelaki itu tak ingin mata polos adik nya ternodai.

"Pacaran tau tempat kali," Sindir nya. Ibram memutar mata nya malas. Ini bukan kali pertama Arga seperti itu. Sering dan itu sudah menjadi tontonan nya. Makanan nya dia iri, dan ingin mencari pacar. Hahahha.

Arga tertawa pelan, "Makan nya bang, Cari pacar. Nanti jadi bujang lapuk loh."

Risa, Eza tertawa, melihat wajah masam dari Ibram, "Gini-gini aku ada banyak cewe loh yah, aku sering telfonan sama cewe aku. mau yang gimana? Nanti kalo aku bawa kerumah nanti ayah Shock."

Risa tertawa pelan, "Yang bener bang? Perasaan kalau kamu telfonan sering sama si Giono. Itu pacar kamu?"

Eza menahan tawa, "Is mamah ini, jangan buka kartu dong." Ucap nya pelan. Namun ya karna suara nya yang besar, suara nya sepelan apapun tetap kedengeran.

Vlaeza Roman (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang