"Zenitsu, apa kau sudah bisa bergerak ?" Tanjirou yang sedang berbaring di atas kasur menengok ke samping kanan.
"Masih tidak bisa, kaki ku sakit sekali ..."
"Ya sudah jelas, kan kita mengalami patah tulang, apalagi besi yang di berikan Rimuru-san selalu menekan kaki kita."
Hari sudah siang dan mereka masih tidak bisa bergerak sama sekali, bahkan saat mereka makan, Sumi, Naho, dan Kiyo harus menyuapi mereka. Inosuke lah yang paling kesal saat di suapi karena makanan yang masuk ke dalam mulutnya sangat lama.
"Iblis itu benar-benar sangat kejam, apa dia tidak bisa bersimpati sedikit saja kepada kita!?"
Tanjirou hanya tersenyum kecut melihat kekesalan yang di keluarkan Zenitsu.
"Ada apa ini ? Apa kalian masih membicarakan ku ?"
Ketiga sahabat itu tersentak kaget mendengar suara yang tak asing lagi bagi mereka bertiga.
'Kapan Rimuru-san masuk ?' Batin Tanjirou.
Inosuke juga sedikit menengadah untuk melihat Rimuru yang sedang duduk di atas kursi, ia membalikan kursi itu dan menyenderkan dagu di punggung kursinya.
'Aku tidak merasakan kehadirannya sama sekali' Batin Inosuke.
'Pura-pura tidur ae lah.'
Inosuke dan Tanjirou membangunkan badannya untuk lebih jelas melihat Rimuru yang sedang berada di depan mereka.
"Rimuru-san, kau datang ke sini untuk menjenguk kami ya."
"Ya, aku hanya ingin memastikan apakah Tsuguko ku masih bernafas atau tidak." Balas Rimuru tersenyum kepada mereka berdua.
"Oba-san, kapan kau datang ke sini ?"
Meskipun masih tersenyum saat menatap Inosuke, perempatan keluar dari jidat Rimuru karena masih belum terbiasa dengan panggilan yang di berikan olehnya.
"Aku sudah berada di sini sedari pagi. Dan juga ..., " Ia menatap Zenitsu yang masih terbaring tidak menyapanya.
"Sepertinya ada satu daging yang sudah tidak bernyawa, kita akan melakukan pemakaman sekarang."
"GGGYYAAAAAAA!!! MAAFKAN AKU! AKU MINTA MAAF! AKU BERJANJI TIDAK AKAN MELAKUKANNYA LAGI!" Zenitsu terbangun dengan ketakutan karena perkataan Rimuru.
"Haha, Tenang saja, aku hanya bercanda." Balas Rimuru dengan senyumnya.
'Tidak, dari nada yang kau keluarkan tadi. Jika aku tidak bangun, mungkin aku sudah ada di dalam tanah sekarang.' Batin Zenitsu kesal karena 'Lelucon' yang di berikan Rimuru.
"Ngomong-ngomong, Rimuru-san ..., Apa maksud 'Tsuguko ku' sebelumnya ?" Tanya Tanjirou dengan wajah keheranan.
Zenitsu sudah gemetar ketakutan, ia merasakan hatinya tidak tenang. Sedangkan Inosuke hanya menatap Rimuru dari balik topeng babinya.
"Ya, ada kabar gembira untuk kalian bertiga yang ada di sini ..., Jangan terkejut oke!" Rimuru menatap mereka satu persatu dengan senyum manis nya.
"Kalau bertiga sudah ku angkat menjadi Tsuguko ku! Prok prok prok! Selamat!"
"Ohh!! Benarkah!?" Tanjirou dengan polosnya bersemangat.
"Ohh ... Hebat."
" ... "
"Bagaimana! Kalian senang bukan, mulai sekarang kalian adalah Tsuguko dari pilar Es, dan aku akan melatih kalian bertiga hingga bisa menjadi pilar, hahahaha! Tidak perlu berterimakasih kepadaku, kalian memang pantas mendapatkannya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Tensura X kimetsu no yaiba.
ActionRimuru yang telah menyelesaikan pelarian nya. Ia menghadiri acara yang di selenggarakan oleh Mai Fuyuki tentang mesin Gate yang di buatnya. Rimuru yang dengan senang hati menjadi kelinci percobaan. Membuatnya terdampar di dunia yang tidak ia ketah...