Chapter 34. End.

3.8K 330 135
                                    

Pertempuran telah berkahir dengan kemenangan dari para pemburu iblis ..., Namun, korban tidak sedikit. Itu sangat banyak hampir keseluruhan dari pasukan pemburu iblis. Para pilar hanya tersisa Giyuu dan Shinazugawa.

Tangan, kaki, kepala, badan, usus, sepanjang jalan hanya itu yang bisa di lihat. Tercerai berai membasahi jalan kota dengan noda merah yang menyengat.

"Kalian menang Kagaya, kau bisa berisitirahat dengan tenang. Seperti yang kau bilang, kau sedang berkumpul bersama mereka bukan, dengan semua pemburu iblis yang telah bertarung dengan hebat sampai akhir hayatnya. Hanya untuk menang, mereka melakukan apapun yang mereka bisa meskipun itu hanya menjadi perisai daging untuk para pilar."

Dengan jantung yang masih berdetak, mereka berkumpul bersama. Entah berapa kali pun mereka tumbang, selagi kaki mereka masih bisa di pakai. Mereka terus berdiri dan menyerang. Mereka tidak akan pernah berhenti sebelum tubuh mereka menjadi dingin. Hingga ke titik darah penghabisan. Seperti yang kau bilang 'Mereka anak-anak yang hebat'.

Tapi ..., Tanjirou di sana , berlutut dengan tangan yang masih menggengam gagang katana kuat. Tidak memiliki kesadaran sama sekali, jantungnya berhenti dengan tubuh yang perlahan mendingin. Tangan kirinya telah hancur.

"Kasihan sekali ..."

Padahal dia anak yang baik, tapi dunia ini begitu kejam bukan.

"Kejam ... Namun, sangat indah. Kau memang benar, Kagaya."

Tapi bukankah itu baik bagimu, kekejaman di dunia ini telah terhapus kan. Sehingga tidak akan ada lagi teror dari iblis setiap malam.

Apa itu yang di harapkan oleh dirimu, Kagaya ? Jika seperti itu yang kau pikirkan, kau terlalu naif.

Kekejaman yang sebenarnya baru di mulai, dunia memang di ciptakan seperti itu. Entah dimana pun dunianya berada, pasti akan ada kejahatan untuk mempercantiknya. Layaknya bumbu penting dalam sebuah masakan.

"Jantungnya kembali berdetak ... Apa yang terjadi pada Tanjirou."

<<Master, sepertinya Muzan akan memberikan darahnya kepada Tanjirou.>>

"Apa? .... Orang itu benar-benar gigih juga ... Bahkan di saat terakhirpun dia tidak menyerah sama sekali. Ambisi nya untuk menaklukan matahari Benar-benar besar. Karena dia tidak bisa melakukannya, jadi dia membuat Tanjirou seperti penerusnya."

Saat aku memandangi Tanjirou lekat-lekat. Tangan kirinya yang telah hancur kembali menjadi semula. Iris mata yang tadinya berwana merah gelap kini berubah menjadi merah muda dengan pupil vertikal yang mirip dengan kucing.

Dia mencakar kaksuhi yang menangis di dekatnya. Namun sangat di sayangkan karena Giyuu telah menyelematkan kaksuhi tersebut. Jika telat sedikit, kepala kaksuhi itu akan terbagi menjadi dua karena cakaran yang di berikan Tanjirou.

"Ahh ... Dia menyeringai ... Apalagi dengan air liur yang terus menetas dari mulutnya."

Sedih sekali ketika melihat Tanjirou menjadi seperti itu. Dia orang yang baik ... Giyuu berteriak bahwa Tanjirou telah menjadi iblis. Membuat semua orang yang mendengar terkejut sekaligus tidak percaya dengan telinga mereka sendiri. Apalagi dengan Inosuke dan Zenitsu yang adalah sahabat dari Tanjirou, mereka selalu berbagi pahit dan manisnya kehidupan ini.

Padahal sebentar lagi Nezuko akan berubah menjadi manusia seutuhnya.

" Oh? Baru juga di bicarakan, Nezuko sudah datang."

Nezuko yang sudah datang, tanpa perasaan takut sama sekali Nezuko segera menghantamkan tubuhnya sendiri dan memeluk erat Tanjirou.

Tanjirou meraung yang bisa membuat gendang telinga seseorang pecah, dengan tulang belulang yang keluar dari punggungnya. Menjalar layaknya tentakel, menyerang ke segala arah. Meskipun ia telah menggigit bahu Nezuko, tapi Nezuko tidak sekalipun melepaskan pelukannya dari Tanjirou.

Tensura X kimetsu no yaiba.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang