Chapter 13. kepastian

2.7K 312 56
                                    

Setelah gagak itu menyelesaikan tugas yang aku berikan, tak selang lama seseorang yang familiar datang kekediaman ku. Mereka berwajahkan pucat, dan bisa di lihat bahwa Senjurou-kun adalah orang yang paling pucat dari ayahnya. Dia berkeringat di sekujur tubuhnya dengan nafas yang berat. Aku bisa yakinkan bahwa mereka berlari sekuat tenaga untuk mencapai kediaman ku.

Tanpa basa-basi apapun, aku segera mengantarkannya kepada Kyoujuro.

Sial ..., Entah kenapa aku juga ingin menangis, air mata mereka benar-benar dapat menular ke orang lain.

Siapa yang tidak akan senang saat anggota keluarganya yang sakit bahkan hampir mati, telah bangun dari keadaan yang menakutkan.

Senjurou-kun bahkan memeluk tangan kakaknya sambil mendekap kepalanya di kasur, aku memberitahunya bahwa keadaan Kyoujuro-kun masih belum pulih sepenuhnya. Meskipun sangat menyakitkan, tapi aku harus memberi tahu mereka untuk tidak memeluknya terlebih dahulu. Apakah aku kejam ?

<<Anda kejam Master>>

Goohokkk!!

Kata-kata mu lebih kejam Ciel.

Yah ..., Lupakan itu, untuk sekarang biarkan keluarga itu bersama terlebih dahulu. Aku percaya bahwa mereka memiliki banyak hal untuk di bicarakan.

Jadi aku keluar dari ruangan itu dan menutup pintu bersama trio sengklek yang tidak keberatan dengan itu. Mereka juga mengerti untuk memberikan ruang agar keluarga itu bersama.

Aku berjalan keluar ruangan dan duduk di sisi kediaman, menatap langit biru yang cerah.

Hari ini terasa sangat hangat namun menyejukan, semilir angin membuat rambutku melambai searah dengan arah angin. Gemersik daun yang berguguran menambah kan kesan damai di sekeliling kediaman.

Menikmati waktu damai seperti ini adalah hal yang paling aku inginkan. Untung saja trio sengklek itu tidak ada di sini dan sedang makan untuk mengisi tenaga mereka.

"Apa aku datang terlambat ?"

Tanpa menengok pun aku tau siapa yang datang.

"Tidak, kau datang tepat waktu. Kenapa kau ke sini ?"

"Sebenarnya aku ingin mengunjungi langsung Kyoujuro, namun aku berpikir untuk membiarkan keluarga itu menghabiskan waktu terlebih dahulu."

Aku mendengar gemersik kecil, mungkin dia duduk di belakangku.

"Hinaki, Nichika, kalian boleh pergi bermain terlebih dahulu."

"Tapi, Oyakata-sama. Keadaanmu ... "

"Tidak apa-apa, aku akan baik-baik saja."

Aku kembali mendengar langkah kecil di belakangku, sepertinya kedua anak perempuan yang selalu mengikutinya kini telah pergi.

Kami tidak saling bicara, menikmati mentari dalam diam dengan angin sepoi yang menemani. Hingga aku mendengar kan batuk kesakitan dari belakang.

"Maaf, sepertinya penyakitku bertambah parah."

Bahkan suaranya tidak terdengar kesakitan sama sekali, suaranya sangat menenangkan dan damai.

"Ya, kau bahkan sudah bau tanah."

Kagaya tidak menjawab ocehanku yang menusuk, namun aku masih bisa merasakan kehangatan yang di keluarkan oleh senyumannya.

"Kenapa ..., Kau masih bisa tersenyum bahkan saat keadaan mu seperti itu ? Kau bilang kau terkena kutukan bukan ? Kau pasti bisa melihat ayah mu sendiri terkena penyakit yang sama. Anak laki-laki mu akan mewarisi penyakitmu dan juga keturunan berikutnya ...,

Tensura X kimetsu no yaiba.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang