6. Date?

3.5K 169 14
                                    

*Notes: Jangan lupa vote dan comment yaa buat yang mau Sya lanjutin story ini 🥺 Butuh penyemangat supaya berenergi buat lanjutinnya. Hehe

---

Author's POV

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Author's POV

"Duh, Otin."

Dengan wajah panik, Sydney turun menuruni tangga depan tempat lesnya. Langit sudah mulai menggelap, itu alasan Sydney merasa tidak enak dengan Austin yang telah menunggunya.

Memang, sih. Sudah sekitar satu setengah jam Austin menunggu Sydney. Dari lapangan parkir sepi, ramai, hingga sepi kembali. Namun karena bucin, perasaan lelah hilang sudah saat melihat Sydney keluar dari gedung besar itu.

"Maaf banget nunggunya kelamaan. Biasanya les nggak selama ini tapi malah overtime hampir stengah jam. Mana gurunya rese lagi pake acara games segala. Terus tadi ada satu anak yang nanya pas mau ditutup. Terus-"

Sydney nyerocos dengan suara yang terengah-engah akibat menuruni anak tangga yang banyak karena kelasnya berada di lantai tiga.

"Iyaa, Syd. Santaaai."

"Hehehe sorry. Bawel dari jebot," Sydney menggigit bibirnya membuat Austin gemas.

"Gemesin dari jebot kali maksud lo," Austin memberikan helm untuk Sydney. Lebih tepatnya, memasangkan di kepala gadis itu.

Hari ini, Austin membawa motor gede-nya untuk menjemput Sydney. Meskipun ia tahu laki-laki lain suka menjemput dengan mobil, ia tidak ingin seperti yang lain. Ia suka mengendarai motor, ia suka melihat city light secara langsung, sejuknya udara malam, romantisnya perjalanan mengelilingi kota dengan seseorang yang spesial di dekatnya. Baginya itulah intimasi yang ia bilang romantis dan menghangatkan hati. Nampaknya, Sydney tidak masalah dengan hal itu.

"Ishhh buaya," sindir Sydney mengundang tawa yang sangat manis dari Austin.

"Eh, lo yakin kita bakalan pergi ke semua tempat yang di list kemarin? Nggak kemaleman?"

"Bercanda sih itu. Tapi lo pulang malem gapapa?"

Memang saat itu Austin hanya becanda. Tapi melaksanakan semuanya pun ia tidak keberatan. Daftar kegiatan itu lowkey terlihat menyenangkan untuk dilakukan. Terlebih ia pergi bersama Sydney.

"Gapapa kok,"

"Oke deh. Lo laper gak?" Sydney mengangguk dan menampilkan ekspresi manyun. Ia bahkan mengelus perutnya, hiperbola seakan gadis itu lapar sekali. Energinya memang banyak terkuras untuk belajar sedari tadi.

"Makan sushi yuk?" ajak Austin.

"Ih gue pengen banget makan Sushi! Ayoo!" seru Sydney dengan semangat.

"Oke," Austin yang berada di atas motor besarnya bersiap untuk berangkat.

"Oke," Austin yang berada di atas motor besarnya bersiap untuk berangkat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Teacher's Pet (18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang