14. Into Your Arms

1.8K 98 11
                                    

*Notes: Vote sebelum baca dan comment yang banyak kalau mau lanjut! 🥰  Oh ya! Jangan lupa stay tune sampai akhir yaaaash

---

Pagi ini Lucia bangun lebih awal untuk mempersiapkan barang-barangnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi ini Lucia bangun lebih awal untuk mempersiapkan barang-barangnya. Untungnya semalam ia sudah mengemas seluruh pakaiannya sehingga kini tersisa buku-buku saja.

Hari ini menjadi hari pertamanya bekerja paruh waktu di Lovey Cafe, sekaligus hari terakhirnya tinggal di kos ini. Mulai sekarang Lucia bisa menghemat uang yang dimilikinya dengan tinggal di kontrakan layak pakai milik Anna.

Gadis itu tidak mungkin membawa tas besar dan kardus-kardus ini ke sekolah. Rencananya, Lucia akan menitipkannya pada pemilik kos di lantai satu dan membawanya saat pulang sekolah.

Satu persatu buku milik Lucia dimasukannya kedalam kardus kecil. Ia tidak terfokus pada buku apapun yang ia masukan. Mulai dari buku tulis, buku paket, kamus, hingga novel sekalipun ia sesakkan pada kardus itu.

Hingga pada satu buku tebal berbentuk bundelan berkas. Tulisan didepan kumpulan kertas itu menyadarkannya.

'Kumpulan Soal Olimpiade Internasional'.

Begitu tulisan yang tertera besar pada halaman depan berkas itu. Soal-soal itu sudah Lucia babat habis dan Hugo yang mengoreksi atau memberikan penjelasan. Buku itu juga yang ia banting di depan Hugo sore kemarin.

'Gue kira lo beda dan ikut bahagia kalo gue bahagia...' batin Lucia.

Reka ulang kemarahan Hugo terputar di kepalanya. Ia sangat kecewa. Baginya, Hugo sama saja seperti orang lain yang membuatnya tidak bahagia selama ini.

Sedangkan sosok yang sedang dipikirkan Lucia itu hanya bisa melamun semalaman. Hugo memutar pulpen hitam di jarinya secara menerus. Entah sejak kapan pikirannya melayang-layang tanpa kesadaran penuh.

Ia seharusnya menilai hasil post-test kelas pemantapannya. Tetapi otaknya tidak bisa fokus memberikan penilaian.

Ia hanya bisa memikirkan perdebatannya dengan Lucia sore itu. Hugo benar-benar ingin melindungi Lucia dari orang jahat. Ia tak berekspektasi akan mengalami hal ini.

Dengan tidak baiknya hubungan mereka saat ini, Hugo cukup merasakan kesepian. Biasanya keduanya tidak pernah absen untuk mengabari via chat. Sesekali mereka juga bertelepon atau video call untuk membicarakan hal paling random sekalipun.

Hugo masih ingat betul Lucia mengoceh tentang Austin sepanjang tersambungnya telepon dan ia hanya menyimak. Lelaki itu berandai bisa memberi tahu sejak awal sifat Austin pada Lucia sebelum keadaan memburuk seperti ini.

Pria itu hanya dapat menyesal.

---

---

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Teacher's Pet (18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang