*Notes: Part ini agak vulgar bahasa dan kata katanya. Mohon ditanggapi dengan bijak ya. Jangan lupa juga votenya yaa. Thanks!
*author edit (3/11/24): Sebelum melanjutkan, Sya mau kasih info kalau di part ini ada bagian yang ekstrim dan vulgar. Bagian itu tetap dipublish dalam part ini namun masih memungkinkan untuk dihapus kedepannya. Versi lengkap sudah tersedia di KK. Thank you!
---
Bel pulang telah berbunyi nyaring. Hal tersebut menjadi tanda bahwa seluruh siswa kelas 12 harus melaksanakan pemantapan dan adik-adik kelasnya dapat meninggalkan sekolah.
Sebelum pemantapan dimulai, para siswa kelas 12 diberikan jatah waktu beristirahat sebentar dan saat itulah Lucia baru memberanikan diri keluar dari kelas.
Tepatnya ia sudah menahan pipis sejak istirahat-istirahat sebelumnya, hanya saja ia tidak mau keluar kelas untuk berpapasan dengan banyak orang.
"Cy, mau ke mana lo?"
"Ke toilet bentar," jawab Lucia singkat.
"Lo gapapa?" tatapan Dira yang seakan memindai Lucia dari ujung kepala hingga kaki membuat yang ditanya mengeratkan jaketnya tidak nyaman.
Ya, sejak awal Lucia izin menggunakan jaket oversizednya dengan alasan tidak enak badan. Meski sejujurnya, sekujur tubuhnya memang sedang tidak enak semua.
"Gapapa,"
"Gue kira lo kenapa-napa. Jalan lo aneh soalnya. Ternyata kebelet kencing,"
Lucia terkesiap saat Amelia mengungkit caranya berjalan. Nada bicara serta tatapan Amelia dan Dira memang terdengar sangat menghakimi. Mereka layaknya duo pembully di sekolah.
Apalagi semenjak Sydney tersandung rumor, Dira dan Amelia tidak lagi cari muka kepada sang QueenBee dan menumpang ketenaran. Mereka berdiri sendiri dan bisa bertindak seenaknya baik pada Sydney, maupun Lucia. Keduanya bukan lagi siapa-siapa sejak adanya rumor negatif itu.
"Iya dah sana, daripada ginjal lu jadi batu," sahut Dira dengan nada mengusir lalu melanjutkan obrolan julidnya dengan Amelia.
Dalam batin Lucia ingin sekali menonjok keduanya saking kesalnya, tapi otaknya lebih memilih pergi dan berpikir cara untuk segera menyelesaikan hari ini. Perempuan itu mencoba berjalan dengan senormal mungkin meski bagian selangkangannya masih merasakan sakit yang teramat sangat.
Semuanya adalah ulah Hugo. Selangkangannya yang perih, pinggangnya yang pegal-pegal, beserta semburat merah keunguan yang terpampang di berbagai sudut lehernya. Itu alasan utama mengapa Lucia mengenakan jaket, yaity untuk menutup kissmarknya.
Tanpa disadari, setiap pergerakan kecil Lucia terpantau oleh Hugo yang ruangannya tak jauh dari kelas Lucia. Lelaki itu ingin memastikan bahwa gadis itu tidak apa apa. Terlebih lagi, tidak ada satupun pesan dari Hugo yang Lucia baca sehingga membuatnya harus memutar otak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teacher's Pet (18+)
RandomKisah terlarang antara siswi berprestasi, Lucia Amanda, dengan seorang guru pengganti, William Hugo. ⚠️ Perhatian : NSFW, 18+, mengandung bahasa kasar, vulgar, dan seksual. Harap bijak dalam membaca. --- Lucia Amanda, seorang gadis yang kurang beru...