(COMPLETED ✔️) Kisah terlarang antara siswi berprestasi, Lucia Amanda, dengan seorang guru pengganti, William Hugo.
⚠️ Perhatian :
NSFW, 18+, mengandung bahasa kasar, vulgar, dan seksual. Harap bijak dalam membaca.
---
Lucia Amanda, seorang gadis y...
*Notes: Jangan lupa vote dan comment ya guys. Part yang ini seru banget menurut Sya, part setelah ini juga seru, dan setelah-setelahnya juga! Hehe. Yuk ditunggu vote dan commentnya, sebelum Sya semakin hilang semangat buat nulis cerita ini.
BTW, follow tiktok Sya yuk! Udah 800 followers karena fyp terus hahaha, tapi lebih seneng kalau difollownya sama readers Sya. Yuk yuk meluncur!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
---
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Lu bisa gak ngadepnya kesana aja?" tunjuk Lucia kearah yang berlawanan dengannya.
Itu adalah omelan Lucia yang ke sekian kali pada Theo yang duduk di sekitarnya saat di perpustakaan dekat asrama mereka di Singapura. Dan berkali-kali juga Theo menurutinya.
"Iya iya. Tapi kecilin dikit suara lu," Theo— untuk kesekian kalinya juga, meringkaskan buku bukunya dan mengganti lokasi duduknya.
Bagaimana Lucia tidak gencar belajar? Besok adalah hari olimpiade itu berlangsung. Kalau mau mendapatkan hasil terbaik, ia juga harus belajar semaksimal mungkin.
Lucia mencoba untuk kembali fokus pada pelajarannya. Hanya saja, entah mengapa otaknya tidak bisa diajak berkompromi terlebih saat ada Theo disini.
Awalnya ia datang sendirian ke perpustakaan ini, namun tanpa diundang, Theo pun datang beberapa menit setelah dirinya sampai. Lelaki itu bahkan memutuskan untuk duduk di sekitar Lucia, itu yang membuatnya kesal dan tidak fokus belajar.
"Ck," Lucia berdecak dan menutup bukunya dengan kasar.
"Fuck it! Gua gabisa belajar," Gadis itu mendeklarasikan bahwa ia menyerah, moodnya sudah berantakan duluan sejak tadi.
Kini giliran Lucia yang meringkaskan semua bukunya, "Gua mau balik ke kamar."
"Tunggu! Gua temenin ke asrama," kata Theo bangkit dari duduknya.
"Gaperlu,"
"Lucia," Sebelum Lucia berpaling, Theo meraih tangan perempuan itu tapi langsung ia lepaskan mengingat Lucia tidak suka dipegang.