(COMPLETED ✔️) Kisah terlarang antara siswi berprestasi, Lucia Amanda, dengan seorang guru pengganti, William Hugo.
⚠️ Perhatian :
NSFW, 18+, mengandung bahasa kasar, vulgar, dan seksual. Harap bijak dalam membaca.
---
Lucia Amanda, seorang gadis y...
*Notes: Sebelum baca vote dulu yuk! Jangan lupa comment yang banyak 🥰 Hayoo yang udah nebak nebak di part sebelumnya, apakah jawaban kalian betul?
---
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Nafas Anna tersendat saat matanya menangkap wajah lelaki yang sudah lama sekali tidak ia lihat. Lelaki yang pernah hadir dalam hidupnya membawa cita dan duka.
"Sudah saya bilang sampai berbusa, jangan pernah datang ke tempat ini lagi!" bentak Anna tak peduli dengan pelanggan lain yang ada di rooftop kafe saat itu.
Jelas saja, dari perkataan Anna barusan, hubungan yang pernah mereka jalin banyak 'luka'nya dibanding 'suka'nya. Wajah perempuan itu memerah penuh amarah.
Anna melihat lengan Lucia yang sedang digenggam oleh Hugo. Dari pandangannya, tubuh Hugo yang tinggi besar memberikan kesan ia sedang mengintimidasi. Hal itu tidak bisa dibiarkan.
"Kamu apain dia?!"
"Anna..." lirih Hugo. Berusaha menyelesaikan runyamnya keadaan saat ini.
Lucia tidak paham, ia menatap Anna dan Hugo bergantian. Apa yang sedang terjadi di depannya lebih membingungkan daripada soal-soal matematika yang pernah ia kerjakan.
"Berani-beraninya kamu datang ke tempat yang sudah kamu tolak habis-habisan. Kenapa? Nyesel sekarang? Atau masih dendam karena saya berhasil bikin bisnis dan nggak nurut sama kamu?" tanya Anna bertubi-tubi dengan nada tinggi.
Wanita itu tidak peduli orang akan suaranya yang menggelegar itu. Ia sedikitnya puas akhirnya bisa mengatakan hal itu pada Hugo.
Anna adalah satu-satunya perempuan yang pernah bersama Hugo yang juga merupakan siswi didikan Hugo beberapa tahun lalu saat masih menjadi guru les.
Perempuan yang sangat cerdas dan tidak pernah absen mengikuti olimpiade. Anna menjadi kebanggaan keluarga dan digadang dapat melanjutkan turunan kedokteran yang sudah beberapa generasi dipertahankan. Terlebih, Anna adalah putri satu satunya.
Sayangnya, Anna menolak keras untuk menjadi seorang dokter dan memilih untuk menjadi pebisnis. Ia kira Hugo yang saat itu adalah kekasihnya akan membela dan mendukungnya.
Rupanya, Hugo juga tidak setuju dengan pilihan Anna. Hugo merasa terlalu egois saat mengingat kembali peristiwa itu. Lagi pula Anna yang akan menjalani hidupnya, bukan dia. Jadi mengapa harus dia yang mengambil keputusan dan ikut campur?
Pada akhirnya, kata 'putus' dilontarkan oleh Anna dan Hugo tidak menolak. Hugo juga kalut pada saat itu. Bagaimana lagi? Perbedaan keyakinan dan prinsip akan sulit untuk dipersatukan kembali, terlebih sudah ada pihak yang tersudut dan kecewa.
Sedangkan, Lucia tidak tahu menahu soal hal itu. Makanya cewek itu hanya bisa menebak-nebak apa yang sedang terjadi disini.
Tak lama, Anna berjalan dengan penuh hentakan menuju Lucia dan Hugo. Tepatnya ke arah Hugo, karena ia hendak menyeret paksa lelaki itu keluar dari kafenya.