22. Dream Love (+++)

6K 97 5
                                    

*Notes: Banyak bagian vulgar! 18+ keatas ya teman teman❤️ Tolong bijak dalam membaca. Jangan lupa vote dan commentnya ya.

*author edit (3/11/24): Sebelum melanjutkan, Sya mau kasih info kalau di part ini ada bagian yang ekstrim dan vulgar. Bagian itu akan di unpublish, dan tersedia ke KK. Thank you!

---

Pandangan Lucia mengedar ke sana dan kemari memperhatikan jalan raya yang asing baginya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pandangan Lucia mengedar ke sana dan kemari memperhatikan jalan raya yang asing baginya. Tangannya memegang tangan kiri Hugo yang berada di pahanya sembari menyetir.

"Kayaknya bukan lewat sini deh kemarin," kata Lucia ragu. Karena setahunya, jalanan yang mereka lalui saat ini berlawanan dengan rumah Hugo yang kemarin ia kunjungi.

"Ini kemana, By?" Lucia memberikan pertanyaan lanjutan sambil menatap lekat wajah Hugo yang tegas.

"Ke rumah ku,"

Lucia mengernyit, "Tapi kan gak lewat sini?"

Hugo tidak menjawab lagi pertanyaan gadisnya, karena kebetulan mereka sudah hampir sampai. Kini mereka melewati komplek dengan perumahan yang cukup besar dan luas.

Lelaki itu menyalakan sen dan membelokkan setir kearah rumah dengan gerbang super tinggi, yang bahkan tidak ada yang bisa melihat bentuk bangunan rumahnya. Ajaibnya lagi, gerbang itu terbuka sendiri.

"Ini apa Go? Villa?" mata Lucia berbinar melihat teknologi gerbang yang terbuka sendiri itu. Matanya semakin membelalak melihat rumah besar didalamnya. Bangunan ini, dua kali lebih besar dari rumah Sydney.

"Welcome to my house," ucap Hugo kembali memajukan mobilnya untuk di parkirkan didepan rumah.

"No way!" Lucia yang terkesiap dengan perkataan Hugo menutup mulutnya. Hal ini sangat tidak mungkin karena kemarin ia jelas-jelas mendatangi rumah Hugo dan bentuknya sangat berbeda. Ia tidak mungkin sedang mabuk saat pergi kesana.

"Yes way," balas Hugo.

Lucia masih menganga dibalik tangan yang menutup rapat mulutnya. Pasalnya dipikirannya selama ini, Hugo adalah orang yang biasa biasa saja. Apa yang dapat diekspektasikan dari seorang guru lepasan? Guru yang bekerja secara fulltime saja tidak sekaya ini.

"Terus rumah yang kemarin itu apa?" tanya Lucia. Rumah itu saja sudah cukup bagus bagi Lucia sendiri.

"Itu juga rumahku. Rumah yang lebih dekat dari sekolah," kata Hugo santai, dan sedikitnya menjawab rasa penasaran Lucia yang masih membuncah.

"So, you're rich rich? Like crazy rich?" tanya Lucia sekali lagi memastikan.

Sedangkan Hugo yang ditanya seperti itu hanya tertawa. Ia tidak menyalahkan Lucia kalau gadis itu tidak bisa melihatnya menghasilkan banyak uang, "I'm a scientist, remember?"

Barulah Lucia ingat dengan apa yang dijelaskan oleh Hugo waktu itu. Ia diminta untuk menjadi guru part-time di sekolah atas permintaan Bu Serra, dan kebetulan ia juga masih memiliki waktu sebelum projek sains nya untuk berlangsung. Hugo juga pernah menjelaskan soal teman-temannya yang sering  berkumpul di restoran yang Lucia tahu sebagai restoran mahal.

Teacher's Pet (18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang