37. Prom Day

1.4K 40 6
                                    

*Notes: Apa kabar kalian? Akhirnya Sya balik lagi. Gak perlu panjang-panjang deh. Happy Reading! Enjoy!

---

"Babe?" panggil Lucia kepada Hugo sembari berbalik menunjukkan bagian belakang dress nya yang belum disleting

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Babe?" panggil Lucia kepada Hugo sembari berbalik menunjukkan bagian belakang dress nya yang belum disleting.

Hugo yang mengerti maksudnya langsung membantu Lucia menyelesaikan bagian akhir dari persiapan prom nya malam itu. Lalu Hugo membantu merapikan renda-renda gaun Lucia yang terlipat.

"Done,"

"Akhirnya! Dua jam persiapan buat jadi cantik," Lucia menghela nafas lega. Ia menghabiskan banyak waktu untuk acara malam itu. Belum pula pergi ke lokasi acara, perempuan itu sudah lelah duluan.

"Padahal kalau pakai daster sekalipun, kamu tetap yang paling cantik," kata Hugo, menyingkirkan pikiran perempuan itu kalau kecantikannya berasal dari pakaian dan riasannya saja.

Nyatanya kecantikan Lucia terpancar dari luar dan dalam, pakai atau tidak pakai riasan, dengan pakaian bagus maupun tidak sekalipun. Lucia sempurna. Bahkan saat telanjang sekalipun, menampilkan semua lekuk dan inci dari tubuh Lucia yang tak luput dari ketidaksempurnaan. Tetap saja, ketidaksempurnaannya itu sempurna bagi Hugo.

"Gombal," cibir Lucia. Gadis itu lalu meraih tas kecil yang Hugo belikan untuknya saat di Singapura lalu.

Lucia kemudian berjalan mengecup pipi Hugo lembut, "Theo udah di depan, aku harus berangkat."

Ya, Theo menjemput Lucia secara langsung ke rumah Hugo. Rasanya tidak ada lagi yang Lucia tutupi dari Theo tentang hubungan terlarangnya dengan Hugo. Nampaknya Hugo juga tidak keberatan dengan Theo mengetahui statusnya dengan Lucia, agar tahu batasan katanya.

Hugo tidak peduli dengan Theo yang mengetahui rahasianya dengan Lucia, tapi ia hanya khawatir ketika gadisnya bersama dengan orang yang jelas-jelas menyukai Lucia.

Tanpa sadar tangan Hugo mencengkram tangan Lucia, menahannya pergi. Lucia pun menemukan ekspresi Hugo yang seperti anak kucing yang bersedih.

"Sayang," ujar Lucia lembut.

Tangannya membelai pipi Hugo. Lucia paham betul Hugo khawatir dan tidak ingin Lucia pergi ke prom. Tapi acara ini sekali seumur hidup, memori terakhir yang bisa Lucia abadikan di masa SMA.

"I'll be okay. I love you,"

"I love you," Hugo menarik Lucia kedalam pelukannya. Mendekap Lucia sedalam dan selama yang ia bisa.

"Dah, aku pergi dulu ya. Udah terlambat," ujar Lucia melepaskan pelukannya dengan Hugo perlahan. Kemudian gadis itu menarik tangan Hugo untuk mengantarnya ke luar untuk berangkat.

Teacher's Pet (18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang