2. Destination

6.3K 178 8
                                    

Author's POV

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Author's POV

Gadis berambut pirang menyadari kedatangan Lucia usai berbincang dan bercanda dengan lelaki bernama Austin. Austin, siswa IPS yang merupakan kapten tim basket sekolah, menghampiri Sydney usai rapat tadi selesai. Kebetulan tim basketnya berhasil melanjutkan ke tahap final sehingga saat rapat, Austin pun ada di sana.

Austin adalah siswa yang populer dan terpandang di sekolah. Kalau bisa dibilang, Austin layaknya love interest si pemeran utama yang disukai banyak orang. Hal ini sering terjadi di dunia nyata, Austin dan Sydney lah contohnya.

Jelas sekali bahwa kini Austin sedang memerhatikan Sydney. Bahkan saat Sydney di panggil ke panggung, Austin yang paling semangat menyoraki nama gadis berkulit putih itu. Semua orang tahu mereka akan menjadi pasangan yang serasi apabila mereka berpacaran.

"Tadi Bu Serra ngomong apa?" tanya Sydney pada Lucia yang datang tanpa ekspresi.

Lucia paling pintar menyembunyikan raut wajahnya. Tidak ada yang bisa membaca Lucia saking misteriusnya dia. Gadis itu juga dijuluki memiliki 'resting bitch face' saking jutek dan tidak berekspresi wajahnya.

Tidak ada yang tahu bagaimana sifat Lucia karena banyak orang yang takut mendekatinya. Yang orang lain tahu, Lucia hanyalah salah satu teman terdekat Sydney dan cukup berprestasi. Bahkan latar belakang keluarganya pun tidak ada yang tahu dan tidak ada yang peduli. Mereka hanya tahu Lucia ada, itu saja.

"Tentang lomba," jawab Lucia singkat. Sydney hanya ber-o ria, ia tidak begitu mempedulikan sebenarnya. Lagian, itu urusan Lucia dan Bu Serra.

"Kalo gitu balik yuk!" Ajak Sydney pada Lucia. Namun belum juga menjawab, Austin menahan Lucia untuk menjawab ajakan itu.

Tubuh Austin melangkah lebih dekat menengahi Sydney dan Lucia lalu berkata, "Syd, mau balik bareng gak?"

---

Lucia masih berada di depan sekolah meskipun waktu telah menunjukkan pukul 4 sore. Itu berarti dia berdiam diri selama 2 jam sejak waktu pulang sekolah. Sydney sudah pulang bersama Austin sejak tadi. Sekolah pun sudah sangat sepi tidak ada tanda-tanda siswa lain pulang.

Gadis berambut sepunggung itu sebetulnya bimbang kemana ia harus pulang. Apakah harus pulang ke rumah ayahnya atau rumah ibunya. Orang yang 'normal' mungkin tidak perlu memusingkan hal ini, tetapi berbeda dengan Lucia. Ayah dan ibu kandungnya sudah berpisah sejak lama dan tidak memiliki hubungan yang baik.

Jarinya sedari tadi belum menekan satu destinasi antara dua alamat yang tertera pada aplikasi transportasi online. Kedua alamat itu neraka baginya. Ia hanya berpikir, kira-kira neraka mana yang 'tidak terlalu' menyiksa dirinya. Disela-sela pikiran itu, ia juga tak bisa berhenti memikirkan kejadian tadi siang.

Betapa mudahnya kehidupan Sydney, kecantikan dan kecerdasan yang membuat banyak orang tertarik padanya. Sangat tidak adil bahwa kondisi Sydney sangatlah timpang dengan Lucia. Lucia tahu hubungan Sydney dan keluarganya sangat harmonis, sedangkan dirinya tidak.

Teacher's Pet (18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang