12. Awas Ada Karma

1.2K 150 2
                                    

Happy reading~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading~

***

Sambil menunggu kedatangan dua sahabatnya, Mela mandi dan mempersiapkan diri untuk pergi mengunjungi beberapa butik danꟷmungkinꟷmenghubungi beberapa MUA yang dikenalnya, atau dikenal sahabatnya. Setelah siap, dia menghubungi Anggun, memberitahukan kalau hari iniꟷdan mungkin beberapa hari ke depanꟷdia tidak bisa rajin datang ke toko Melapodium Craft dan melimpahi tanggung jawab di toko pada Anggun.

Barulah, pukul 9 pagi, Sekar dan Rima datang berbarengan. Katanya, mereka sengaja mengambil jatah cuti bulan ini. Sesampainya di rumah, mereka berbasa-basi sebentar dengan ibunya Mela, sambil menengok dapur dan ruang tamu yang sedang didekorasi, lalu menyapa beberapa pekerja. Saat Mela turun dari kamar dan berhadapan dengan dua temannya, Rima hanya geleng-geleng kepala dan Sekar berkata sambil mendesah berat, "Well, sobat kita yang suka nggak ketebak ini sekarang bener-bener bikin masalah gede."

Menolak dihakimi di depan ibu dan beberapa pekerja dapur serta dekorasi, Mela menarik Rima dan Sekar keluar rumah, menuju mobil Sekar. "Nanti deh, ngomongnya di mobil," kata Mela, menghindari.

Dua menit berikutnya setelah berpamitan pada sang ibu dan mendapat banyak wejangan, Mela sudah duduk di samping Sekar sedangkan Rima duduk di bangku belakang sambil bertanya, "Gila lo Mel. Serius lo mau lamaran besok sama Mas Fares? Parah nggak bilang-bilang."

"Parah banget!" Sekar ikut mengomel sambil mengeluarkan mobil dari halaman lalu melaju di jalan kompleks perumahan Mela menuju jalan raya.

Mela mendesah berat. "Gue nggak sempat bilang. Kemarin...busy day banget. Lagian kan, waktu terakhir gue telepon kalian, gue bilang gue udah lamar Mas Fares."

"Ya kan, ditolak," sanggah Sekar. "Kenapa Mas Fares jadi berubah pikiran?"

"Ya pasti karena dia nggak bisa kalau nolak permintaan gue."

"Gue nanya serius, Mel. Ceritain yang bener," omel Sekar.

Mela akhirnya buka suara. Dia mulai mengulang cerita mengenai patah hatinya saat Ervin sebar undangan, lalu saat dia menghubungi Fares dan pria itu langsung datang dengan pandangan khawatir yang membuat dadanya berdebar, lalu menceritakan kondisinya yang galau saat melamar Fares, lalu dengan sedih dia menelepon dua sahabatnya, kemudian menceritakan lebih panjang tentang rencananya merayu Fares sampai ke hari persiapan acara lamaran yang ternyata jauh sibuk dari pada yang diduganya.

"Ini namanya lo mainin perasaan cowok, Mel. Cowok yang bucin banget sama lo, lagi. Kena karma lo, Mel. Pasti." Sekar bersuara lantang setelah Mela selesai bercerita.

Mela memandang Sekar tidak suka. "Karma apaan? Lo kok doain gue yang jelek gitu. Lagian nggak ada yang salah. Mas Fares suka gue, dan gue berencana suka sama Mas Fares. Beres. Kita akan nikah. Lagian, Mas Fares juga setuju sama lamaran gue."

Sekar mendelik seolah ucapan Mela mencerminkan kebodohan. "Iya, lah dia setuju. Dia kan, bucin sama lo Melaaaa. Apalagi lo pake cara kayak yang lo ceritain barusan."

Mela mendelik kesal. "Iya, deh. Urusan karma belakangan aja. Urusan lamaran besok nih, yang harus segera gue beresin. Kalian ada saran butikꟷ"

"Kapan lo nikah?" Kali ini, Rima yang bersuara, memotong ucapan Mela.

"12 hari lagi, mungkin."

"What?!" pekik Sekar dan Rima dengan kedua mata melebar.

"Ya kan, gue harus nikah lebih cepet dari Ervin."

"Gila lo, Mel. Gila parah," Sekar memandangnya penuh penghakiman. "Nikah itu kan, nggak bisa dadakan."

"Lo...sepatah hari itu gara-gara Ervin sampai lakuin hal gila kayak gini?" tanya Rima sambil geleng-geleng kepala dengan sorot penuh kasihan.

Mela menghela napas. Dia sangat-sangat putus asa. "Iya. Gue putus asa banget. Nih, menurut kalian bajunya lebih cocok yang mana?"

Kedua sahabatnya menatap Mela kesal karena tidak menganggap serius ucapan mereka. Mela mendesah berat dan memandang mereka meminta pengertian. "Gue akan move on dari Ervin dan berusaha jadi istri yang baik buat Mas Fares," janji Mela. "Kalian, restui gue, kan?"

"Lo...serius? Gue nggak mau lo terjerumus sama emosi sesaat, Mel," kata Rima yang diangguki Sekar.

"Gue serius."

"Bener?" Sekar memastikan.

Mela mengangguk. "Lagian, aku juga kayaknya udah mulai suka sama Mas Fares."

Kedua bola mata Rima dan Sekar melebar. "Bener?"

Mela tidak serius mengatakan itu, tapi dia mengangguk. Kedua sahabatnya saling tatap lalu Rima berkata, "Oke. Gue restui, asal kalian berdua bahagia."

"Siap."

"Oke. Gue juga," sahut Sekar.

Mela tersenyum lebar. "Nah, biar masalah cepet beres, sekarang, kalian ada saran butik yang sedia kebaya jadi yang pas di badan gue sama make up artis yang bisa dipanggil dadakan tapi bagus?"

"Gue ada," sahut Rima sambil mengeluarkan ponsel dan membuka aplikasi sosial media. "Kya make up. Bentar deh, gue kayaknya punya kontak mereka. MUA itu udah include sama kebaya soalnya mereka punya butik juga."

"Mereka bisa kalau kerja sama dadakan? Nggak lagi sibuk?" tanya Mela.

Rima mengangkat bahu. "Gue tanyain dulu, ya."

"Gue ada rekomendasi lain kalau butik itu sibuk," sahut Sekar.

"Coba deh buka Instagram gue dan cek following terbaru gue. Di sana ada deh, akunnya. Gue baru follow kemarin dan lupa namanya. Tapi desain kebaya mereka bagussss....banget."

Mela meraih ponsel Sekar yang tersimpan di atas dasbor mobil lalu melakukan apa yang sahabatnya pilih.

"Lo mau desain baju yang kayak gimana dan warna yang kayak gimana terus makeup lo mau kayak gimana?"

"Gue nggak tau," balas Mela sambil mencari akun instagram yang dimaksud Sekar.

"Ya udah deh, mending kita list dulu aja butik sama MUA yang bagus terus nanti seleksi mana yang lo suka, terus tanyain mereka bisa atau enggak. Kalau enggak, kita bisa langsung hubungi list berikutnya," saran Rima.

"Oke."

Mela menyandarkan punggung ke sandaran jok lalu mendesah. "Argh! Ribet banget."

"Nanti nikah bakal lebih ribet loh, Mel," kata Rima. "Mana waktunya bentar."

"Argh!"

"Siapa suruh lamaran dan nikah dadakan," ejek Sekar dan diangguki Rima.

Mela memandang Sekar dan Rima bergantian dengan sorot kesal. "Siapa suruh gue harus pertimbangin dan peka sama perasaan Mas Fares?" balas perempuan itu galak, dan berhasil membungkam Rima dan Sekar.

*** 

Salam

Oepha Im

11/03/2022

Marrying The Second Lead [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang