31. Terus Terang

975 99 31
                                    


Hallo. Additional part 30 sudah aku post di Karyakarsa, ya. Cuma 20 koin (Rp. 2000) saja. Berisi kemana Fares menghilang. Selamat membaca.

 Selamat membaca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Mela terbeliak begitu melihat keberadaan Fares. Bersamaan dengan itu, sesuatu terasa memukul dada, membuat bagian itu terasa panas dan berdenyut ngilu. Rasa terkejutnya seketika berubah menjadi kobaran amarah. Sorot matanya balas menatap tatapan tajam Fares. Tatapan mereka saling beradu. Sama-sama mencari tahu isi pikiran lawan bicara, tetapi tidak menemukan hasil apa pun. Setelah mampu mengenali situasi, Mela berusaha menghempaskan tangan Fares, tetapi tidak berhasil.

"Lepas," geram Mela, masih berusaha berontak. Ini kali pertama Fares bersikap kasar dengan menahan tangannya seerat ini. Dan Fares bahkan tidak mematuhi permintaannya.

"Pulang bareng aku, Mel," tegas pria itu dengan nada suara yang jauh lebih kasar dari sebelumnya. Dia menarik Mela menjauhi mobil Ervin tetapi Mela bergeming. Perempuan itu menghempaskan tangan Fares sekuat tenaga dan syukurlah berhasil.

Mela menggeleng tegas. "Enggak, makasih." Setelah mengatakan itu, Mela menundukkan kepala, berniat kembali masuk ke mobil Ervin, tetapi lagi-lagi Fares menahan lengannya. Kali ini lebih erat dari sebelumnya, seolah mengantisipasi segala jenis perlawanan dari Mela.

Mela mendelik sebal sebagai bentuk pengendalian emosi. Dilihat dari emosi yang membara di mata pria itu, Mela paham kalau Fares tidak akan melepaskannya. Jadi, Mela tersenyum sinis dan memandang pria itu dengan sorot tajam. "Kenapa baru muncul sekarang?" sindir Mela. Pada detik-detik dia membutuhkan seseorang, Fares tidak ada di sana. Bahkan, pria itu terang-terangan menolak panggilan darurat darinya. "Aku pulang bareng Ervin aja."

"Aku suami kamu," kata Fares. "Kamu pulang bareng aku."

Belum sempat Mela merespons, Ervin yang berdiri di antara mereka segera menjadi pihak tengah. "Mela bilang nggak mau. Jadi, tolong jangan paksa-"

"Jangan ikut campur!" bentak Fares, memotong perkataan Ervin. Fares kembali menatap istrinya. "Mel..." geram Fares.

Murka, Ervin ikut menahan tangan Fares. Pria itu tidak terima dengan bentakan dan kekerasan Fares. Kini Fares dan Ervin saling berhadapan. Sorot mata tajam bak samurai saling beradu dengan bara bergelora.

"Mela bilang dia mau pulang sama saya," tegas Ervin.

Fares melirik tangan Ervin yang menahan tangannya lalu tersenyum sinis. Matanya terangkat memandang mata Ervin, kemudian berkata penuh kekuasaan. "Mela istri saya." Fares melihat Ervin menggertakan rahang dan itu membuatnya sedikit merasa lebih unggul. "Kamu nggak ada hak berduaan sama dia selama perjalanan pulang. Jadi, Mela harus pulang bareng saya."

Melihat dua pria yang siap bertarung di tempat sepi seperti ini, Mela segera menangani situasi dengan mengalah. "Oke," Perempuan itu memandang Fares muak. "Aku pulang bareng Mas. Kita juga harus bicara."

Marrying The Second Lead (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang