Rumah pasangan suami istri baru itu, kini sibuk sekali. Mela baru selesai membereskan piring bekas oatmeal sebagai menu sarapannya bersama Fares. Suaminya itu kini sudah meluncur ke kamar untuk mandi dan bersiap-siap pergi ke pernikahan Ervin. Mela sudah mandi dari subuh, jadi perempuan itu tinggal berganti baju dan mempercantik diri. Setelah selesai membereskan meja, Mela ikut serta pergi ke kamar mereka. Tidak butuh waktu lama untuk berganti baju rumahan yang dikenakannya dengan gaun putih yang kemarin ditunjukkan kepada Fares. Kemudian, perempuan itu duduk di depan meja rias dan mulai menggunakan makeup untuk memperjelas sisi-sisi cantik di wajahnya..
Kali ini, Mela menggunakan riasan minimalis ala perempuan korea dengan hanya mengarsir alisnya tipis-tipis, memakai warna eyeshadow cokelat yang lembut dan natural, serta menggambar eyeliner yang ujungnya mengarah sedikit ke bawah untuk memberi kesan puppy eyes. Selama prosesnya itu, Fares keluar dari kamar mandi dengan penampilan segar. Dia sudah memakai batik dan celana hitam yang sepasang dengan gaun Mela. Pria itu mendekat ke belakang Mela, bercermin di cermin yang sama dengan perempuan itu, lalu menyugar rambut pendeknya yang sedikit berantakan.
Mela menatap pria itu dari cermin lalu bertanya dengan senyum percaya diri. "Gimana? Cantik?"
Fares menunduk, menatapnya dari cermin lalu tersenyum lebar. "Cantik."
Mendengar itu, senyum Mela semakin lebar. Perempuan itu menyisir rambutnya dengan teliti dan mulai menggelungnya di bawah tengkuk. Sementara itu, Fares meraih gel rambut, sisir, dan parfum di meja rias itu untuk dikenakannya. Sambil merapikan diri masing-masing, Fares bertanya, "Acaranya digelar di mana, Mel?"
Pertanyaan itu membuat gerakan tangan Mela dirambutnya berhenti. Perempuan itu berpikir sejenak, lalu terbelalak saat menyadari sesuatu yang penting. Kepalanya menoleh ke arah Fares saat berkata, "Gawat, Mas!"
Fares menatapnya bingung. "Apa?"
"Aku lupa nggak bawa undangan pernikahan Ervin. Aku juga nggak tahu di mana gedung tempat dia menikah atau jam berapa acaranya dimulai. Aku cuma tahu kalau dia nikah hari ini."
"Undangannya ada di mana?"
"Em...kayaknya ada di rumah aku." Mela agak ragu, khawatir tidak bisa datang ke acara pernikahan karena tidak tahu di mana tempatnya. Sedangkan perempuan itu malah kalau harus bertanya alamat acara pernikahan itu langsung pada sang pengantin pria.
"Nggak apa-apa. Nanti sebelum berangkat, kita mampir ke sana dulu."
Mela mengangguk. "Oke."
Merasa puas dengan penampilannya, Mela berdiri lalu memandang Fares yang sudah sama-sama tampak rapi. Perempuan itu berjalan ke arah Fares dan melambaikan tangan agar perhatian pria itu terarah padanya. "Sini bentar, Mas."
"Apa?"
"Bentar." Mela meraih ujung baju Fares di bagian baru lalu mulai merapikannya. "Ini enggak rapi banget."
KAMU SEDANG MEMBACA
Marrying The Second Lead [END]
ChickLitMela menyukai Ervin sejak lama, tetapi pria itu akan menikah dengan wanita lain. Fares menyukai Mela sejak lama, tetapi wanita itu menyukai pria lain. Bagaimana jadinya jika Mela dan Fares menikah, dengan kondisi hati si wanita milik pria lain? Bisa...