1. Dua Suku Kata: Peka

6.2K 338 14
                                    

Melapodium Daneswara memasukkan dompet mungil yang terbuat dari anyaman rotan ke dalam kardus besar berwarna cokelat. Di dalam kardus terdapat dua buah tas selempang kecil yang juga terbuat dari anyaman. Ketiga benda itu masing-masing dibungkus plastik bening yang bagian ujungnya terdapat hang tag bertuliskan "Melapodium Craft". Mela kembali meraih dua dompet dari atas meja, memasukkannya lagi ke dalam kardus, dan memastikan benda-benda tersebut tersimpan rapi.

Perempuan berusia 26 tahun itu sedang berada di aula besar tempat pameran kerajinan tangan berskala nasional digelar. Sound system di area panggung tampak sedang dibereskan, begitupun area bazar produk kerajinan tangan. Panitia acara berkumpul di sudut aula untuk menerima beberapa arahan dari penanggung jawab acara. Orang-orang di dalam aula terlihat sibuk. Akan tetapi, sudah tidak ada pengunjung sama sekali di dalam sana. Pameran tersebut resmi ditutup satu jam yang lalu setelah berhasil menggaet banyak pengunjung selama satu minggu. Mela yang merupakan seorang artisan dan memiliki merek kerajinan tangan cukup terkenal, Melapodium Craft, ikut serta dalam pameran. Dia menawarkan produk kerajinan tangan dari berbagai bahan dengan harga miring. Produknya terjual lumayan banyak, tetapi belum tahu pasti berapa jumlahnya. Dia baru akan menghitung laporan keuangan dari pameran ini sesampainya di rumah.

"Kalau gelang-gelang ini disimpan ke mana, Mel?" Pertanyaan itu membuat Mela menoleh ke samping. Rima, sahabatnya, sedang memegang sekumpulan gelang yang terbuat dari anyaman, tali, manik-manik, dan kain. Itu adalah produk yang cukup banyak dibeli pada pameran ini. Selain karena harganya paling murah, Mela menyisipkan kode diskon di dalam kemasan. Beberapa orang yang mendapatkannya bisa berbelanja di toko online Melapodium Craft dengan potongan harga tertentu.

Untuk menjawab pertanyaan Rima, Mela menunjuk kardus berukuran kecil di bawah meja. "Ke kardus itu, Rim."

"Oke," sahut Rima sambil meraih kardus itu.

"Kalau ini disimpan ke mana, Mel?" Kali ini, Sekar yang bertanya. Mela menoleh ke arah sahabatnya itu dengan satu alis terangkat. Sekar sedang menunjuk boneka, gantungan kunci, dan tas yang terbuat dari rajutan. Semua benda itu tersimpan di atas meja kecil dekat tiang stand.

Mela menunjuk kardus berukuran besar yang tak jauh dari sana. "Ke kardus itu aja."

Sekar mengangguk dan segera membereskan benda-benda itu. Selama beberapa menit setelahnya, mereka bertiga sibuk membereskan produk Melapodium Craft yang diikutkan bazar kerajinan tangan ke dalam kardus sesuai dengan jenisnya.

Di tengah kegiatan, Mela memandang sekeliling stand. Produk yang tersisa tidak terlalu banyak. Mungkin, hanya butuh lima kardus untuk membawa semua produk itu kembali ke toko. Untung ada mereka, pikir Mela saat pandangannya beralih ke arah Rima dan Sekar yang masih memakai setelan kerja. Sekar memakai setelan kerja pantsuit sementara Rima memakai setelan kerja pencil skirt. Mereka berdua adalah sahabatnya dari SMA. Sekar identik dengan mulut cerewet dan sedikit sinis, sementara Rima identik dengan ceria dan agak baik hati. Mereka sengaja datang ke sini sepulang dari kantor setelah mendengar kalau Anggun, pegawai yang bertugas menjaga stand Melapodium Craft pada pameran ini, izin pulang duluan karena ibunya datang berkunjung dan Mela harus membereskan stand sendirian. Berkat mereka, malam ini Mela bisa pulang lebih cepat dan aman.

"Kok gue belum lihat Mas Fares ya, Mel?" Pertanyaan Rima membuat kedua alis Mela mengernyit.

Fares yang dimaksud Rima adalah teman dekatnya Akas -kakak laki-laki Mela yang kedua- dari kuliah. Mela sudah mengenalnya sejak SMA karena Fares sering datang ke rumah untuk menemui Akas meski jurusan dua pria itu berbeda.

Dulu, Fares hanya cowok jurusan manajemen bisnis. Sekarang, dia pemilik produk kosmetik yang sedang naik daun. Dulu, Fares menemui Akas hanya untuk bermain atau belajar. Sekarang, dia menemui Akas untuk mencuri pandang ke arah Mela. Oleh karena itu, semua keluarga, dua sahabat, serta para pegawai Mela di toko selalu mengira kalau Fares menyukainya. Padahal ... seharusnya tidak.

Marrying The Second Lead [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang