Ada yang pamer cincin baru, nih! Gemes nggak, baca bab 13? Sekarang waktunya adegan serius 😌
Happy reading~***
Acara lamaran kemarin berjalan dengan lancar. Namun, ketika semua orang yang datang ke acara terlihat senang, Mela justru merasa dunianya nano-nano. Dia merasa ragu, tetapi merasa senang sekaligus terharu juga, dan beberapa kali merasa sedih. Perempuan itu berpikir dia tidak akan mampu menjalani acara panjang kemarin jika perasaannya tidak menentu. Akan tetapi, pandangan Fares yang lembut menghilangkan kegugupan dan segala keraguan yang menguasai benaknya. Sorot mata Fares, selalu seperti biasa, membuat Mela tenang. Seolah pria itu tahu segala hal yang Mela rasakan.
Saat Fares menyematkan cincin —yang sebelum acara hendak diberikan pria itu tetapi gagal karena kelakuan gila Mela—, saat itulah, janji Fares untuk membuat mereka berdua tetap bersama sampai izab kabul meski banyak cobaan menghadang, diteguhkan.
Hal gila yang Mela lakukan pada Fares sebelum acara benar-benar membuat perempuan itu malu bukan main sampai tidak sanggup memandang Fares ketika mereka berdua kembali ke rumah dan melangsungkan acara. Saat itu, dia terlalu panik karena takut Fares mau membatalkan lamaran mereka. Jadi, dia melakukan hal gila itu. Lagipula, Fares lambat banget melakukan aksi memberian cincinnya, jadi Mela malah melakukan hal gila. Atau...malah Mela yang kepedean, ya? Argh! Pokoknya, perempuan itu malu banget! Bahkan sekarang, malam setelah acara itu selesai, saat Mela membayangkan kejadian itu, dia masih merasa malu. Kalau saja saat acara lamaran Fares tidak menatapnya dengan pandangan teduh, sudah pasti Mela akan melakukan banyak kesalahan selama acara. Namun, syukurlah Mela dapat bertahan melalui setiap rangkaian acara lamaran dengan lancar.
Lupakan kejadian memalukan itu! Mela mensugesti diri sendiri.
Huh, Perempuan itu kemudian merebahkan badan ke kasurnya lalu memandang langit-langit kamar. Hari ini melelahkan sekali, pikir perempuan itu. Sekar dan Rima, yang tidak bisa datang saat acara berlangsung, datang setelah mereka pulang kerja. Dan, dua puluh menit yang lalu mereka baru saja pulang setelah mengobrol banyak dan merayakan acara lamaran ala ciwik-ciwik, specially, membuat konten di sosial media.
Meski hari ini padat dan membuat pikiran perempuan itu teralihkan, sekarang, saat keheningan sudah menguasai malam, Mela tidak bisa melupakan satu sosok yang sempat diharapkannya berada di posisi Fares tadi siang.
Ervin.
Ingatan tentang pria itu kembali singgah di kepalanya, sama seperti malam-malam sebelumnya. Suatu perasaan asing tiba-tiba membuncah, membuat dadanya berdenyut, dan perempuan itu mengeluarkan ponselnya. Mela memandang kontak Ervin yang sejak pertemuan terakhir di kafe tidak pernah diperbaharui oleh pesan apa pun. Pria itu benar-benar menghilang begitu saja, seolah memperjelas kalau di antara mereka tidak ada harapan lagi. Mela membuka riwayat pesan mereka dan menggulir pesan ke bagian paling atas, membaca sekilas pesan-pesan manis dari Ervin.
Ervin: Lapar ga?
Mela: Banget
Ervin: (mengirimkan gambar). Mau makan yang mana? Aku langsung kirim ke toko kamu.
Mela tersenyum mengingat adegan manis Ervin. Pria itu benar-benar mengirim martabak telor yang Mela pesan.
Mela kemudian membaca pesan di hari-hari berikutnya.
Mela: (mengirimkan gambar) Lucuan gini apa gini?
Ervin: Yang pertama. Kamu lebih cantik kalau rambutnya digerai ke belakang.
Saat itu, Mela meminta pendapat Ervin mengenai tata gaya rambutnya yang lebih baik digeraikan ke belakang atau salah satu sisinya digeraikan ke bagian depan. Pria itu memilih opsi pertama dan pujian singkatnya membuat Mela tersenyum sepanjang hari.
Mela menggulir beberapa pesan berikutnya, lalu lelah sendiri.
Perempuan itu beralih ke aplikasi Instagram. Tiba-tiba ingin tahu pembaharuan apa yang pria itu posting di Instagramnya, mengingat beberapa hari kebelakang, Mela sibuk sehingga tidak sempat mengeceknya. Pasti, Ervin banyak memposting mengenai persiapan pernikahannya, dan tentu saja memposting undangan pernikahan online-nya. Namun, saat Mela mengunjungi akun pria itu, tidak ada pemberitahuan apa-apa di beranda maupun story-nya. Postingan terakhir Ervin berisi foto dua buah salted egg chicken yang dibelinya bersama Mela saat mereka jalan bareng.
Apa Ervin menjaga pernikahannya private? Atau pria itu akan memposting saat acara sudah dekat?
Mela menghela nafas.
Pernikahan Ervin sebentar lagi, begitupun pernikahannya.
***
Hai! Aaaa, seneng banget akhirnya bisa posting bab novel ini lagi.
Kemarin-kemarin aku kurang sehat lalu disambung UTS jadi enggak sempat nulis. Stay safe ya! Kesehatan penting banget, apalagi lagi puasaan kayak gini. Jadi, mohon maklum kalau bab 14 dikit banget. Ini masih pemanasan setelah aku nggak nulis samsek wkwkw.Oiya, intuk "hal gila" yang Mela lakuin itu bisa dibaca lengkap di bab 13, yaa.... Happy Reading ❤
Sampai jumpa di bab berikutnya...
Ps. Tampilan Karyakarsa akun aku baru, loh. Boleh intip-intip.
Salam,
Oepha Im
KAMU SEDANG MEMBACA
Marrying The Second Lead [END]
ChickLitMela menyukai Ervin sejak lama, tetapi pria itu akan menikah dengan wanita lain. Fares menyukai Mela sejak lama, tetapi wanita itu menyukai pria lain. Bagaimana jadinya jika Mela dan Fares menikah, dengan kondisi hati si wanita milik pria lain? Bisa...