Semoga suka ❤
***
"Mau ke mana, Mel?"
Pertanyaan Akas disambut dengan senyum tipis. Mela duduk di samping sang kakak yang sedang menggambar ilustrasi abstrak di tab dengan s-pen. Kakak laki-laki keduanya itu tampak memakai baju tidur bercorak rumus-rumus matematika, fisika, dan kimia. Mela heran kenapa ada orang seaneh Akas. Pria itu menghadapi banyak hal dengan santai. Orang-orang yang tidak tahu kalau pria itu adalah seorang arsitek dan ilustrator sudah pasti mengira dia pengangguran.
Mia menyandarkan punggung ke sandaran sofa lalu mengangkat bahu cuek. "Kepo."
Gerakan tangan Akas di atas tab berhenti. Dia meliriknya sekilas dengan binar mata mengejek. "Lah, ditanya Kakak tuh harus jawab."
Mela mencibir. "Ini lagi nunggu Fares."
Akas menyipitkan mata dan menatap Mela dengan saksama. "Serius nungguin Fares?"
"Iya."
"Kalian mau ke mana?"
"Kepo."
"Ck," decak kakaknya. "Ganti baju sana. Fares nggak demen cewek pakai baju itu."
Mela melirik mini dress yang dipakainya. "Masa?"
Akas mengangguk dan kembali menggambar lagi.
"Jangan sok tahu," desis Mela. "Masa cowok nggak suka baju kayak gini. Keliatan cantik, tahu."
"Ini anak dikasih tahu malah ngeyel. Serius."
"Ya udah, kalau gitu bagus, dong."
"Kok bagus?"
Karena itu sesuai dengan rencana aku, kata Mela dalam hati. "Mas Fares bakal suka aku, kan?"
"Dia mah bakal suka sama lo meski nggak pake baju gitu juga."
Mela tersenyum tipis. Jika begitu, rencananya memiliki peluang besar untuk berhasil.
"Idih. Ngeri lo senyam senyum sendiri."
Mela mendelik dan memutuskan tidak menanggapi ejekan kakaknya lebih jauh. Perempuan itu membuka ponselnya dan dua orang yang duduk di sofa itu saling sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Dari arah dapur, Mela mendengar ibunya sedang memasak entah apa. Akhir-akhir ini, ibunya sedang rajin memasak banyak makanan, mulai dari bolu, seafood, sampai kue lebaran. Sedangkan di halaman rumah bagian samping, terlihat Bara sedang duduk di kursi sambil memainkan laptop. Kakak sulungnya itu selalu serius. Tadi, Bara melirik sekilas ke arahnya saat Akas bertanya Mela mau ke mana. Barulah saat mendengar nama Fares, Bara kembali menekuri laptopnya dengan serius.
Ah, sepertinya nama Fares sudah menjadi jaminan di rumah ini.
Tidak lama menunggu, ada pesan masuk dari Fares.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marrying The Second Lead [END]
Literatura FemininaMela menyukai Ervin sejak lama, tetapi pria itu akan menikah dengan wanita lain. Fares menyukai Mela sejak lama, tetapi wanita itu menyukai pria lain. Bagaimana jadinya jika Mela dan Fares menikah, dengan kondisi hati si wanita milik pria lain? Bisa...