33:Tidak jelas tapi aku suka

8 2 0
                                        

Budayakan VOTE dan
COMMENT!

.

.

AKU BUKAN DIA!

.

.Happy Reading~

.

Suasana kembali ke sediakala, tapi kali ini lebih meriah karena adanya kembang api.

Keriuhan terdengar karena banyak siswa yang bersemangat, ada yang berkumpul, ada yang berfoto, dan tak lupa menjadikan fenomena indah ini sebagai momen berduaan dengan pacar.

Aku tersenyum menyaksikan pemandangan itu, mengingatkanku pada masa-masa bersama Zehan. Kami sering menonton kembang api bersama, terutama di malam-malam perayaan.

"Andai kau ada di sini." Kataku lirih, tertunduk malu membayangkan tanganku selalu dalam genggamannya.

Bagiku, Zehan tak tergantikan. Bukan hanya cinta pertamaku, tapi ia juga membuka hatiku untuk makhluk bernama pria.

Hidupku tak seindah yang kalian lihat. Dulu aku hidup di dunia yang hanya bisa bertahan atau merelakan. Satu-satunya pria yang pernah kumiliki tak pernah mencintaiku, tapi aku tak peduli.

Yang kupedulikan, dia tidak pernah menyayangi ibuku, selalu membuat wanita itu menangis.

Kelahiran aku dan Kaffa di dunia ini hanyalah beban baginya, karena itu dia menyalahkan ibu. Karena kondisi keluargaku yang memprihatinkan, dia semakin marah karena tidak bisa menghidupkan dua anak sekaligus.

Aku sempat terpukul ketika mengetahui bahwa dia juga ingin menjual adikku demi kebutuhan hidup. Aku tahu ini dari teman ibuku, tentu saja ibuku tidak akan menceritakan kisah yang menyedihkan kepada anak-anaknya.

Dan teman ibu itu adalah ibu Zehan, untungnya dia sempat menghentikannya. Terjadi perkelahian antara ayah Zehan dan ayahku, tetapi tidak ada yang berani menelepon polisi karena ibu menghalangi.

Ibu sangat mencintai ayah.

Apa istimewanya pria seperti itu? Dia tidak hanya memukulnya dan membuatnya menangis, dia juga memperlakukannya seperti sampah, tidak ada yang menarik darinya.

Sehinggalah ketika aku tumbuh dewasa, ayahku masih sama. Dia hanya tahu menyusahkan ibuku dan suka mabuk-mabukan. Aku ingin sekali bertanya pada Ibu apa yang dilihatnya dari sosok monster itu, tapi-

"Dia bertahan demi kalian."

-seseorang menjawab lebih dulu.

Zehan, anak laki-laki yang tinggal di sebelah rumahku. Itulah pertama kalinya aku berbicara dengannya karena aku menghabiskan sebagian besar waktuku di rumah. Dan juga, perbedaan usia kami membuatku tak berani menyapanya.

"Bajingan! Tadi kau di dalam, kenapa sekarang di luar? Dasar anak tak berguna!"

Mimpi buruk lainnya. Kemiripan wajah kami selalu membuat Ayah marah. Terutama Kaffa, wajahnya yang cantik membuat ayah marah, dia tidak terima putranya terlihat seperti perempuan. Jadi dia selalu memukul Kaffa.

Sebagai kakak perempuan, tentu saja aku tidak terima. Aku ingin menghentikannya, tapi itu malah membuat monster itu semakin marah. Meskipun Ibu berusaha menenangkan suaminya, tapi pada akhirnya dia juga akan ikut dipukul.

Karena tidak tahu harus berbuat apa lagi, aku memilih untuk mengubah wajahku saja. Menggunakan barang-barang riasan ibuku, aku mengubah wajahku sebisa mungkin agar tidak lagi mirip Kaffa.

Tapi itu tidak mudah karena aku tidak pandai menggunakan riasan, jadi aku belajar banyak di telepon.

Tidak butuh waktu lama untuk akhirnya membuahkan hasil, wajah baruku tidak lagi membuat ayahku bingung dan marah. Namun, Kaffa dan ibuku tidak terima dan menyuruhku untuk tidak menyembunyikan wajahku, tetapi aku mengabaikannya meskipun aku membenci wajah baru ini.

𝙰𝙺𝚄 𝙱𝚄𝙺𝙰𝙽 𝙳𝙸𝙰;【AFGAR】(Dalam Proses Editan)Tempat di mana cerita hidup. Terokai sekarang