Budayakan VOTE dan
COMMENT!
.
.
AKU BUKAN DIA!
.
.Happy Reading~
.
Malam berganti siang, dan sinar matahari yang menyilaukan menembus dedaunan yang berbintik-bintik, menciptakan titik-titik cahaya di tanah. Suasana di hutan yang sunyi terasa lembut.
Burung-burung mulai berkicau. Keheningan yang menyelimuti malam tak lagi terasa, dan hawa dingin pun berkurang. Hutan yang dulu dianggap sebagai simbol ketakutan, kini diterangi.
Sehelai daun yang tertiup angin mendarat di kepala seseorang.
"Sialan kau, Randy. Kau meninggalkanku sendirian." Gerutu Rivan sambil mengemasi barang-barangnya.
Awalnya, ia dan Randy berada di tim yang sama—itu karena mereka pindah sekolah saat kegiatan sekolah hendak dijalankan, lalu kepala sekolah memutuskan mereka berdua akan menjadi partner.
Namun tujuan mereka bukanlah menyelesaikan misi yang diberikan sang kapten, melainkan melindungi teman-teman Kaffa dari geng Nova. Maka, mereka sepakat untuk berpencar dan mencari lokasi tenda mereka.
Namun alang-alang berpencar ia malah ditinggal sendirian, itu karena lokasi tenda Raka berada jauh dari sini. Sedangkan tenda Dafael berada di area yang tak jauh dari tempat mereka.
Berpikir, ia seharusnya tak perlu mengkhawatirkan mereka bertiga karena mereka sudah memiliki partner masing-masing. Namun, ia tetap merasa itu tak akan cukup untuk melindungi mereka dari ancaman anak buah Alex.
Kejadian yang menimpa Raka kemarin masih berputar ulang di pikirannya. Alex bahkan tak segan-segan menyakiti Raka, apalagi melakukan hal lain.
Sekarang tujuannya adalah pergi ke tempat Raka, ia tak bisa berlama-lama di sini. Waktu berlalu begitu cepat, dan jarak ke tempat tenda Raka memakan waktu 1 jam, mungkin lebih.
Kalau saja hutan ini tak dikepung pemburu, ia pasti sudah bergerak lama tanpa hambatan. Tapi ia tak bisa, Rivan harus berhati-hati karena ia adalah target.
Jika gelangnya direnggut, semuanya akan berakhir. Ia dan Randy akan dikeluarkan dari arena, meninggalkan Afgar sendirian. Ia tak ingin menyulitkan temannya, jadi ia harus lebih berhati-hati.
Rivan berjalan perlahan mengikuti peta di tangannya. Jika saja ia punya senjata, pasti akan lebih mudah, tetapi sayangnya ia dan Randy kurang beruntung malam itu karena tidak memenuhi persyaratan.
"Lewat sini lalu belok kanan." Sudah seperti mendaki gunung, di tangan lainnya ada kayu untuk berpegangan.
Hutan ini memiliki banyak bukit dan lereng, dan jika membuat kesalahan sekecil apa pun, bisa jatuh dan terluka. Jadi, ia harus lebih memperhatikan setiap langkahnya dan mendengarkan jika ia mendengar sesuatu yang mencurigakan.
Seperti sekarang.
Rivan menangkap suara langkah kaki diikuti tawa seorang wanita. Ia segera bersembunyi di balik pohon dan mengintip mereka.
Di sana ia melihat dua wanita yang sepertinya adalah partner. Namun Rivan tidak menemukan gelang di tangan mereka, apakah mereka memasangnya di tempat lain? Pikirnya.
Rivan menghela napas lega, tidak perlu melawan mereka berdua.
Ia ingin berbalik ketika ia dikejutkan oleh sosok seorang wanita di belakangnya, yang tangannya sedang memungut kayu. Karena berhadapan dengan seorang pria asing, wanita itu berteriak.
ANDA SEDANG MEMBACA
𝙰𝙺𝚄 𝙱𝚄𝙺𝙰𝙽 𝙳𝙸𝙰;【AFGAR】(Dalam Proses Editan)
Humor1 CERITA, 5 ENDING *** "Itu dia! Kejar!" "Berhentilah mengejarku, brengsek!" Pada awalnya Kalila bermaksud menggantikan saudara kembarnya untuk menolak cinta seorang pria yang terobsesi dengan adik laki-lakinya, Kaffa. Kalila berpikir tidak akan ses...
