Budayakan VOTE dan
COMMENT!
.
.
AKU BUKAN DIA!
.
.Happy Reading~
.
"KAFFA!!" Panggilan seseorang mengagetkanku yang sedang menopang kepalaku di atas meja dengan lenganku, tapi aku tak bergerak sedikit pun.
Raka yang berteriak menghampiri temannya yang masih di posisi sama. "Hei! Bangun!"
"Apaan sih dasar brengsek, kau membuatku kesal saja!" Kataku dengan emosi saat kepalaku dibentur keras.
Melihat Kaffa sudah bangun, Raka segera duduk di hadapannya dengan senyum lebar. "Kau sudah putuskan Afgar, kan?"
"Belum."
"HAH!"
"Berisik bodoh!" Aku menggebrak meja.
"Kenapa kau tidak putus saja dengannya? Ini bukan kesepakatan kita kemarin." Dia kecewa karena dia sangat berharap setelah ini mereka akan terbebas dari pengaruh buruk Afgar dan teman-temannya.
Aku memijat pangkal hidungku, "Aku tidak bisa."
"Apa maksudmu kau tidak bisa?" Dia bingung dan menatap Kaffa yang tampak murung dengan penuh tanya.
"Ini...ini ada hubungannya dengan masa lalu Afgar." Sejak awal, aku merasa ada yang salah dengan hubungan adikku dengan Afgar.
Afgar yang begitu obses dengan adikku, dan Kaffa yang sepertinya menyembunyikan sesuatu dariku.
Aku tidak tahu apa alasannya menyembunyikan semua ini, untungnya Afgar mengungkapkan semua kekesalannya kepadaku kemarin, jadi aku tahu sedikit tentang masa lalu wanita bernama Lavina ini.
Dan dilihat dari perilaku Raka dan Dafael, mereka sepertinya tidak tahu apa-apa tentang ini. Kaffa juga merahasiakan pertemuan pertamanya dengan Afgar dari mereka dan memutarbalikkan semuanya.
Jadi apa tidak apa-apa jika aku memberitahu mereka?
"Afgar sepertinya begitu tergila-gila padaku sampai-sampai dia bisa kehilangan akal sehatnya kapan saja. Ini semua karena masa lalunya yang terus menghantuinya."
"Tunggu, jangan bilang kau tak mau putus dengannya karena kasihan?" Raka menyilangkan lengannya di dada.
"Dengarkan aku dulu, Ra. Ada alasan kenapa aku masih melanjutkan hubungan kita. Pertama, ini tentang Lavina-cinta pertamanya yang meninggalkannya 2 tahun lalu. Itulah kenapa dia depresi berat sepanjang hidupnya dan tidak ingin dekat dengan wanita mana pun."
"Tch, kau benar-benar percaya itu? Hanya karena ditinggal pacar, mustahil dia bisa gila dan mengalami trauma seperti itu. Aku yakin dia berbohong padamu."
"Wanita itu membunuh keluarganya."
"...."
Mata Raka melebar beriringan keringat mulai mengucur di pelipisnya. "A-apa? Kau...kau bercanda, kan? Bagaimana kau tahu?"
"Afgar sendiri yang memberitahuku kemarin. Aku percaya karena sebelumnya aku pernah menyelamatkan dia dari bunuh diri beberapa bulan yang lalu sebelum pertemuan kami di sekolah. Maaf aku baru memberitahumu tentang ini sekarang."
Dan maafkan aku, Kaffa. Aku terpaksa menceritakan semuanya. Jika aku masih bersikeras merahasiakannya, masalah ini tidak akan selesai dengan sendirinya jika hanya aku yang tahu inti masalahnya.
Aku yakin kau tidak ingin memberi tahu mereka karena kau tidak ingin merepotkan mereka, kan?
Raka mengusap wajahnya kasar sebelum berbalik menatap Kaffa yang menunduk dengan rasa bersalah.
ANDA SEDANG MEMBACA
𝙰𝙺𝚄 𝙱𝚄𝙺𝙰𝙽 𝙳𝙸𝙰;【AFGAR】(Dalam Proses Editan)
Humor1 CERITA, 5 ENDING *** "Itu dia! Kejar!" "Berhentilah mengejarku, brengsek!" Pada awalnya Kalila bermaksud menggantikan saudara kembarnya untuk menolak cinta seorang pria yang terobsesi dengan adik laki-lakinya, Kaffa. Kalila berpikir tidak akan ses...
