38:Perasaanku masih sama

8 2 0
                                        

Budayakan VOTE dan
COMMENT!

.

.

AKU BUKAN DIA!

.

.Happy Reading~

.

Angin bertiup cukup kencang
membuat rambut Afgar mulai berkibar-kibar karena angin. Afgar tidak terlalu peduli dan hanya fokus mencari Kaffa dan Kandra.

Hari telah berganti malam, tapi dia masih belum menemukan mereka berdua di mana pun. Ia khawatir anak buah Alex akan menemukan mereka sebelum dirinya.

Ia juga telah terpisah cukup jauh dari jangkauan Randy dan Dafael, dan siapa yang tahu di mana mereka sekarang. Fokusnya hanya pada Kaffa. Alex mengincar Kaffa, jadi ia tidak bisa bermain-main lagi.

Namun tanpa disadarinya, jarak antara Afgar dan Kaffa tidak terlalu jauh. Hanya berpisah beberapa langkah, tetapi Afgar tidak menyadarinya karena keduanya diselimuti kegelapan.

Beralih ke Kaffa, ia masih bersama Kandra. Penampilan mereka tampak sama seperti terakhir kali, tanpa cedera. Meskipun anak buah Alex mengejar mereka, mereka lebih dulu bersembunyi.

Dan kini mereka masih belum bebas dari kejaran geng Nova.

"Kaffa, kau baik-baik saja?" Tanya Kandra khawatir, melihat wajah Kaffa yang lelah.

Bagaimana tidak, mereka seperti terjebak di hutan ini. Ke mana pun mereka pergi, mereka selalu berakhir di tempat yang sama berulang kali. Entah tersesat atau mereka lupa jalan, mereka telah menghabiskan banyak waktu di atas sini.

Mereka tak menemukan sungai yang dicari, padahal mereka ingin menuruni bukit mengikuti arus sungai.

"Aku baik-baik saja."

Tidak, sebenarnya aku tidak baik-baik saja.

Aku merasa ada yang aneh dengan tubuhku. Rasa sakit yang tiba-tiba menjalar ke seluruh tubuhku, terutama di sekitar perut, membuatku tak henti-hentinya berdoa dalam hati agar apa yang kupikirkan itu tidak benar.

"Hei, kau terlihat pucat, apa kau yakin baik-baik saja? Kau terlihat kesakitan, beri tahu aku di mana yang sakit." Kandra tetap bersikeras memeriksa tubuhku.

Tapi aku menolak, "Aku hanya lelah karena belum makan, kau tidak perlu khawatir."

Sialan, kumohon jangan hari ini. Aku tidak membawa apa-apa peralatan jika periodku datang. Dengan situasiku yang terus-menerus seperti ini, mustahil aku punya waktu untuk menenangkan diri atau mencari bantuan untuk keadaan darurat ini.

(Njir code merah awokawok)

"Mau kugendong?" Tawar Kandra.

"Ah, tidak perlu. Sebentar lagi juga akan membaik. Aku sudah terbiasa tidak makan berhari-hari, mungkin karena dikejar." Aku menolak dengan canggung.

Kandra sudah cukup kelelahan, aku tidak ingin merepotkannya lagi dengan menggendong tubuhku. Apalagi angin malam seakan menusuk tulang kami berdua, udaranya sangat dingin.

"Di mana mereka?"

"Di sana! Aku yakin aku melihat mereka datang ke sini tadi."

Pelan namun terasa dekat, Kandra bisa mendengar suara-suara asing tak jauh dari mereka. Ia tak tahu bagaimana mereka menemukannya, tapi ia yakin itu anak buah Alex yang bergerak ke sini.

"Ayo!" Aku tersentak ketika Kandra tiba-tiba meraih tanganku dan berlari cepat mengikutinya.

"Kenapa? Ada apa?!"

𝙰𝙺𝚄 𝙱𝚄𝙺𝙰𝙽 𝙳𝙸𝙰;【AFGAR】(Dalam Proses Editan)Tempat di mana cerita hidup. Terokai sekarang